MAKALAH
KEBUTUHAN DAN SUMBER DANA
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah:
STUDI
KELAYAKAN BISNIS
Dosen
Pengampu:
Wiwiek Kusumaning
Asmoro, SE. MM

Disusun
oleh:
Retno Sulistiyani 931335515
Arif Saputra
Nikmatul Ulfa Mufarida
Dea Eka Pratiwi
KELAS: L
JURUSAN
SYARI’AH
PROGRAM
STUDI EKONOMI SYARI’AH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
KEDIRI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebelum memulai
suatu usaha, kita membutuhkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan
usaha. Salah satu kebutuhan yang sangat penting yaitu modal, karena dengan
adanya dana usaha atau yang biasa disebut
dengan modal. Dengan modal kita bisa merealisasikan usaha apa yang akan kita
jalankan. Cara memperoleh uang untuk modal usaha bisa dengan berbagai macam
cara, dan juga jumlah modal yang perlu disiapkan sebelum memulai suatu usaha
harus dipertimbangkan terlebih dahulu jenis modal yang akan kita pilih, karena
pastinya dalam setiap kebijakan yang kita ambil ada kelebihan dan ada
kekurangannya.
Tidak selamanya suatu perusahaan terus menerus memiliki dana
yang cukup untuk membiayai segala kegiatan operasional perusahaan. Mau tak mau
perusahaan harus mendapatkan dana segar yang dapat dilakukan dengan berbagai
cara untuk tetap dapat bertahan. Dalam upaya pengembangan suatu usaha di
perlukan strategi dan rencana bisnis yang tepat, salah satu strategi itu adalah
strategi pembiayaan.
Bantuan keuangan, terutama untuk usaha baru, biasanya
dikaitkan dengan kursus ketrampilan berusaha. Mengikuti pelatihan seperti ini
bukan saja meningkatkan ketrampilan berusaha tetapi juga akan meningkatkan
keyakinan bagi calon pendukung dana dalam usaha anda. Kadang-kadang bantuan
juga diberikan untuk tujuan tertentu, misalnya pemasaran, subsidi sewa; usaha
tertentu seperti usaha manufaktur, teknologi; pemuda yang menganggur; atau
untuk bidang tertentu, misalnya daerah pedesaan atau di daerah yang mengalami
kemunduran pertumbuhan ekonomi.
Maka dari itu, pada makalah ini akan membahas tentang
kebutuhan dan sumber dana pada ruang lingkup bisnis.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
saja kebutuhan dana dalam suatu perusahaan?
2.
Bagaimana
cara pemenuhan kebutuhan dana?
3.
Dari
mana sumber dana diperoleh?
4.
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui apa saja kebutuhan dana dalam suatu perusahaan.
2.
Untuk
mengetahui bagaimana cara pemenuhan kebutuhan dana.
3.
Untuk
mengetahui dari mana sumber dana diperoleh.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kebutuhan Dana
Kebutuhan
dana dalam sebuah perusahaan dapat dipenuhi melalui kebutuhan dana eksternal
maupun dana internal. Sumber dana perusahaan internal berasal dari laba
ditahan. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal berasal dari para kreditur
dan pemilik, peserta atau pengambilan bagian dalam perusahaan. Memenuhi
kebutuhan dana dari sumber dana eksternal berarti menambah jumlah utang
perusahaan yang sekaligus akan menimbulkan kewajiban bagi perusahaan untuk
membayar pada waktu yang akan datang yaitu pokok bunga ditambah bunga. Salah
satu pertimbangan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dana adalah keinginan dari
pemilik modal sendiri (pemegang saham) untuk dapat tetap menguasai perusahaan
nya atau mempertahankan kontrol terhadap perusahaannya. Memenuhi kebutuhan dana
dengan hutang tidak akan mengurangi kekuasaan pemegang saham,sementara kalau
pemenuhan kebutuhan dana melalui penerbitan saham akan mempengaruhi perimbangan
kekuasaan pemegang saham lama terhadap perusahaan.(Sembiring, 2008).
Jumlah dana
yang di perlukan untuk membangun dan mengoperasikan bisnis, di kelompokan
menjadi dua kelompok, yaitu :
1.
Dana
yang dibutuhkan untuk membiayai pengadaan barang modal atau modal tetap (fixed
investment)
Yang termasuk
dalam kebutuhan dana modal tetap atau pengadaan barang modal (capital goods)
adalah dana yang di perlukan untuk membiayai kegiatan pra-investasi antara lain
:
a.
Pengadaan
tanah
b.
Infra
struktur
c.
Gedung
dan prasarana bangunan
d.
Mesin
dan peralatan
e.
Kendaraan
f.
Sarana
telekomunikasi
g.
Meubel
dan peralatan kantor[1]
2.
Dana yang dibutuhkan untuk membiayai kebutuhan
modal kerja awal neto (net initial working capital)[2]
Dana yang
dibutuhkan untuk membiayai kebutuhan modal kerja awal neto. Yang disebut
terakhir adalah dana yang di butuhkan untuk membiayai perputaran roda operasi
bisnis atau proyek, setelah proyek yang bersangkutan selesei di bangun. Untuk
proyek yang bergerak dalam sektor industry manufaktur misalnya, dana modal
kerja awal neto di pergunakan untuk membiayai kebutuhan pengadaan persediaan
bahan baku dan bahan pembantu, piutang dagang ataupun persediaan uang tunai.
Oleh karena kekurang tahuan investor, kadang-kadang kebutuhan dana untuk
membiayai modal kerja awal tidak di masukan dalam jumlah kebutuhan dana
investasi. Akibatnya setelah proyek selesei di bangun ia tidak dapat segera
beroperasi karena ketiadaan dana untuk mengoperasikanya.
B. Cara
Pemenuhan Kebutuhan Dana
Pemenuhan
kebutuhan dana pada dasarnya dapat dibedakan antara pemenuhan kebutuhan dana
secara individual dan pemenuhan kebutuhan dana secara total. Adapun pengertian
maisng-maisng sebagai berikut :
a. Pemenuhan dana Partiil/Individual,
yaitu pemenuhan kebutuhan dana secara sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan
masing-masing aktiva yang akan dibiayai. Kebijakan ini diambil oleh karena
setiap dana yang terikat dalam suatu aktiva memiliki tingkat perputaran (masa
keterikatan) yang berbeda. Sehingga untuk memenuhinya diambilkan dari sumber-sumber
yang berbeda sesuai dengan jumlah kebutuhan dana dan jangka waktu
keterikatannya.
b. Pemenuhan Kebutuhan Dana Sistem Total, yaitu cara pemenuhan
kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang semua kebutuhan dana sebagai
satu kesatuan atau kelompok.
Pada sistem ini, pemenuhan kebutuhan dana
didasarkan atas perputaran dana yang ditanamkan dalam sekelompok aktiva atau
keseluruhan aktiva sebagai satu kesatuan. Dengan demikian akan nampak ada
sebagian dana yang bersifat permanen tertanam dalam aktiva tersebut, dana ini
disebut dengan modal konstan. Sedangkan sebagian lagi ada yang bersifat
variabel, yang jumlahnya berubah-ubah dari waktu ke waktu diatas inti permanen,
dana ini disebut modal variabel).[3]
Namun
ada pula pemenuhan kebutuhan dana dengan mempertimbangkan likuiditas. Dalam hal
ini bila pemenuhan dana ditinjau secara Individuil/Partiil, maka pedoman
pendanaannya sebagai berikut :
a.
Untuk aktiva lancar hendaknya dibiayai dengan kredit jangka
pendek yang periodenya tidak lebih pendek dari periode keterikatannya pada
aktiva yang dimaksud.
b.
Untuk aktiva tetap tidak berputar
(tanah), prinsipnya dibiayai dengan modal sendiri.
c.
Untuk aktiva tetap berputar
(disusut), dapat dibiayai dengan kredit jangka panjang atau modal sendiri. Jika
digunakan kredit jangka panjang maka jangka waktu kredit tidak lebih pendek
dari periode keterikatannya dalam aktiva dimaksud.
Jika
menggunakan system Total, maka kebutuhan dana hanya dibedakan menjadi modal
konstan dan modal variable. Adapun pedoman pemenuhannya sebagai berikut :
a. Kebutuhan Modal Konstan/Permanen pada prinsipnya harus
dibiayai dengan modal sendiri atau kredit jangka panjang.
b.
Kebutuhan Modal Variabel yang
jumlahnya berubah-ubah dibiayai dengan kredit jangka pendek yang jangka waktu
kreditnya tidak lebih pendek dari masa keterikatan dana tersebut pada modal
yang dimaksud.
C.
Sumber Dana
Sumber-Sumber Pendanaan Usaha
Ada berbagai cara mencari sumber
dana untuk usaha. Mulai dari koperasi simpan pinjam sampai dengan rumah gadai.
Selain itu kredit usaha yang ditawarkan oleh bank – bank pun semakin hari kian
menggoda.Berikut ini akan dibahas secara singkat mengenai sumber – sumber dana
yang bisa menyediakan modal untuk usaha, sebagai berikut:
1. Dana Pribadi
Berasal dari tabungan pribadi atau
deposito, menjual barang – barang berharga dan sebagainya. Kelebihan dari dana
ini adalah merupakan dana yang paling murah karena tidak dikenakan beban bunga.
Kekurangannya ialah jumlah yang terbatas.
2. Dana
dari sistem gadai
Dapet diperoleh dengan menggadaikan
barang maupun surat berharga ke lembaga formal maupun non-formal, misalkan
rumah gadai. Prosedur untuk mendapatkan dana ini relatif sederhana, keterbatasannya
ada pada jumlahnya yang biasanya terbatas dan juga jangka waktu pinjaman yang
relatif pendek.
3. Pinjaman
kepada lembaga non-formal
Dana didapatkan
dari pinjaman arisan keluarga atau kelompok pertemanan ataupun
meminjam dari rentenir. Caranya sederhana namun jangka waktu pinjaman juga
relatif pendek.
4. Bermitra
/ berpartner
Mendapatkan pendanaan dengan
mengundang investor untuk memodali usaha, atau pendanaan dari lemabaga
pengembangan kemitraan. Dana juga bisa diperoleh melalui usaha modal ventura.
Dana semacam ini tergolong murah karena tidak ada beban bunga dan kemungkinan
perusahaan tumbuh lebih cepat sangat besar. Kekurangannya adalah proses
mendapatkannya sangat lama sehingga tidak dapat diandalkan untuk keperluan dana
yang sangat mendesak
5. Hibah
Mendapatkan dana dari perusahaan
atau lembaga yang mempunyai program pengembangan kewirausahaan. Dana jenis ini
tergolong sangat murah tetapi persaingan untuk memperolehnya sangat ketat.
6. Pinjaman
ke lembaga non-bank
Jenis pinjaman ini antara lain
pinjaman ke komperasi simpan pinjam atau BPR, pinjaman ke lembaga pembiayaan
maupun leasing. Prosedurnya relatif lebih mudah dibandingkan dengan dengan
lembaga perbankan. Nilai pinjaman juga bisa dinegosiasikan demikian juga dengan
jangka waktu pinjamannya. Kekurangannya terkadang suku bunga yang ditawarkan
lebih tinggi. Bila ingin meminjam di koperasi, peminjam harus menjadi anggota
terlebih dahulu.
7. Pinjaman
ke bank
Dana didapatkan dengan meminjam
langsung ke bank. Kendala terbesar adalah pada prosedur dan persyaratan yang
harus dipenuhi oleh pemohon kredit. Pinjaman ini relatif aman karena
perjanjiannya jelas dan juga ada pengawasan dari pihak bank. Jumlah pinjaman
relatif besar bila dibandingkan dengan sumber pendanaan lainnya.
8. Pasar
modal
Menerbitkan surat hutang dan
ditawarkan ke publik melalui pasar modal. Untuk kebutuhan dana yang sangat
besar maka pinjaman ini bisa menjadi salah satu pilihan yang tepat. Namun
banyak syarat dan prosedur yang harus terpenuhi terlebih dahulu sebelum pemohon
dana layak menerbitkan surat utang ke publik. Selain itu juga perusahaan wajib
menampilkan laporan keuangan setiap periode.[4]
Sumber Dana Berdasarkan Jangka
Waktunya
Selain itu terdapat pula jenis
sumber dana berdasarkan waktunya, yakni:
1. Pembiayaan
Jangka Pendek
Jenis pembiayaan ini digunakan
untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari yang wajib dikembalikan dalam
waktu kurang dari satu tahun seperti dari sumber internal, factoring (anjak
piutang), trade credit, commercial paper, commercial banks, uang teman, uang
keluarga, dan lain sebagainya.
2. Pembiayaan
Jangka Panjang
Adalah uang / dana yang didapat
perusahaan untuk berbagai keperluan jangka panjang perusahaan dari kreditor,
investor, pemilik perusahaan, dll yang dananya dapat dikembalikan dalam tempo
waktu lebih dari setahun seperti dari laba ditahan (retained earnings),
pembiayaan dari utang (debt financing) dan equity financing (pembiayaan dari
ekuitas).Mendanai Perusahaan Mencapai keseimbangan keuangan dalam perusahaan
anda Setiap perusahaan membutuhkan uang – untuk modal investasi dan menyediakan
modal kerja. Sebagian orang mempunyai cukup uang yang ditanamkan untuk seluruh
kebutuhan perusahaan; orang lain tidak mempunyai uang sama sekali dan berharap
dapat meminjam semuanya. Ada orang yang tahu caranya untuk mendapatkan dana
dari pihak ketiga. Bank sangat hati-hati dan bersedia meminjamkan uang
sesedikit mungkin dan berharap bunga yang menarik. Uang dari sumber lain
mempunyai biaya yang lain pula – sebagian mencerminkan risiko yang berbeda.
Sumber-sumber
Dana Perusahaan
Tidak selamanya suatu perusahaan
terus menerus memiliki dana yang cukup untuk membiayai segala kegiatan
operasional perusahaan. Mau tak mau perusahaan harus mendapatkan dana segar
yang dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk tetap dapat bertahan. Dalam
upaya pengembangan suatu usaha di perlukan strategi dan rencana bisnis yang
tepat, salah satu strategi itu adalah strategi pembiayaan. Terdapat empat kelompok
besar sumber pendanaan
1. Dana
internal : merupakan dana yang berasal dari internal perusahaan (cash flow
internal: seperti laba dan akumulasi penyusutan) atau pun berasal dari
penjualan aset usaha dan atau aset pribadi.
2. Dana
investor : merupakan sumber dana dari pihak eksternal yang tertarik
berinvestasi pada bisnis atau usaha yang sedang dan atau akan dijalankan. Dana
investor dapat berupa pinjaman perusahaan, investasi langsung, kerjasama
investasi, atau pun pembelian saham.
3. Dana
Suplier : merupakan sumber dana yang tidak secara langsung terlihat sebagai
fisik uang, namun sumber dana dari suplier berupa fasilitas tempo pembayaran
yang lebih panjang. Sumber dana suplier biasanya terjadi jika sudah terdapat
kepercayaan yang besar kepada kunsumennya.
4. Dana
Lembaga Keuangan : lembaga keuangan di maksud dapat berupa Bank, atau pun
lembaga-lembaga pembiayaan lainnya.[5]
Dalam kriteria resiko maka keempat
sumber pendanaan ini dapat di kelompokan menjadi:
1. Low
Risk : dana internal
Dana internal memiliki konsekwensi
/ risk rendah karena pengeluaran dana tidak memiliki dapak kewajiban baru, baik
dari sisi pengelolaan keuangan maupun manajemen.
2. Low
– Medium risk : dana supplier
Dana suplier dapat menjadi medium
risk bilamana suplier menerapkan bunga progresive terhadap tempo yang kita
peroleh, risk ini akan berdampak pada beban biaya usaha yang semakin besar.
3. Medium
: dana Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan memiliki risk
medium karena lembaga keuangan memiliki pola yang pasti baik itu mengenai
syarat, dan imbal hasil yang di harapkan. Lembaga keuangan tidak mencampuri
urusan management, lembaga keuangan hanya berpengaruh pada pengelolaan keuangan
saja.
4. Medium
– High risk : dana Investor. (saham, investasi)
Dana investor cenderung memiliki
risk medium sampai tinggi, karena selain imbal hasil yang tidak memiliki pola
yang pasti, juga cenderung mempengaruhi keputusan manajemen.
Sumber dana yang terbaik adalah
sumber dana yang dapat di ukur manfaat dan resikonya, bagi perusahaan yang
memiliki sumber dana internal kuat dapat memilih opsi penyediaan dana internal.
Namun untuk tetap menjaga kesehatan cash flow usaha, sumber dana dapat di
pertimbangkan yang berasal dari eksternal, baik itu Bank, Suplier maupun
investor. Bank cenderung memiliki kekuatan yang lebih besar, imbal hasil
terukur, menjadi pilihan yang terbaik. Bank menjadi resiko bilamana usaha atau
bisnis yang dijalankan tidak sesuai dengan rencana dan strategi bisnis.[6]
Oleh karena itu
selama studi kelayakan bisnis atau proyek perlu di teliti seberapa jauh dana
yang di perlukan untuk membiayai bisnis atau proyek yang bersangkutan, dapat di
peroleh dari masing-masing sumber, serta apa konsekuensi penggunaan
masing-masing sumber dana terhadap profitabilitas dan liquiditas keuangan
proyek.
Sebelum disusun
struktur pembiayaan proyek (yaitu perbandingan antara jumlah modal sendiri dan
pinjaman) sebaiknya pemilik proyek melakukan pendekatan dengan calon kreditur
guna mendapatkan gambaran tentang kemungkinan memperoleh bantuan keuangan dari
mereka, jangka waktu bantuan serta syarat-syarat yang di perlukan untuk
memperoleh bantuan dana tersebut.[7]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir.
Kewirausahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.
Alma,
Bukhari. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta, 2013.
Yusuf, Suhardi. Kewirausahaan. Bogor: Ghalia Indonesia,
2011.
Sutojo,Siswanto. Studi Kelayakan
Proyek,Jakarta : Damar Mulia Pustaka, 2000.
https://www.scribd.com/doc/125465562/PEMENUHAN-KEBUTUHAN-DANA-docx
polos dan sederhana, mr pedro adalah orang yang paling baik dan petugas pinjaman terbaik di layanannya. kami memiliki jalan yang sangat bergelombang selama seluruh proses renovasi bisnis kami, karena keadaan kehabisan dana. mr pedro tetap di atas semua pihak untuk memastikan semuanya tetap pada jalurnya untuk memenuhi tenggat waktu yang ketat untuk menutup pinjaman kami. kami menghargai semua yang dia lakukan untuk kami dan kami sangat merekomendasikan dia dan perusahaan pinjamannya kepada siapa pun yang ingin mendapatkan pembiayaan. terima kasih kembali pak pedro. hubungi mr pedro jerome di: pedroloanss@gmail.com juga di whatsapp: +1-8632310632.
BalasHapus