REVISI
MAKALAH
TEHNIK SAMPLING DAN
PENGOLAHAN DATA
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah:
METODOLOGI
PENELITIAN
Dosen
Pengampu:
Zuraidah, M. Si

Disusun
oleh:
Dewi Nabilla K N (931318115)
Abdul Latif (931301715)
Anita (931332315)
Moh Angga P (931305913)
Retno Sulistiyani (931335515)
KELAS: A
JURUSAN
SYARI’AH
PROGRAM
STUDI EKONOMI SYARI’AH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
KEDIRI
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian
merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan atas dasar besarnya hasrat
keingintahuan manusia yang dilaksanakan secara metodologis, sistematis dan
konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara yang berlaku,
sistematis adalah pelaksanaannya berdasarkan suatu sistem, dan konsisten
berarti tidak ada hal-hal yang bertentangan. Dengan demikian, penelitian
merupakan suatu sarana manusia untuk memperkuat, membina serta mengembangkan
ilmu pengetahuan.
Tentunya dalam
melakukan kegiatan penelitian dibutuhkan tahapan- tahapan sebagai suatu proses
untuk memecahkan masalah secara sistematis dengan metode tertentu. Penyusunan
latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian, penyusunan kerangka teoritis
dan konsepsional, perumusan hipotesa penelitian (bila diperlukan), pengumpulan
data, yang sebelumnya mencari sampel terlebih dahulu dengan menggunakan
berbagai teknik sampling, selanjutnya melaksanakan pengolahan data yang
kemudian secara bersamaan maupun berkesinambungan melakukan analisa data, dan
pada akhirnya menyusun sebuah laporan penelitian. Dalam menyusun laporan
penelitian, pada akhirnya membuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari tujuan
penelitian dan menyusun saran atau rekomendasi berdasarkan pada pengolahan data
hasil penelitian. Salah satu tahapan yang sekiranya akan dibahas dalam makalah
ini adalah “teknik sampling dan pengolahan data”.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pengertian teknik sampling dan apa saja jenisnya?
2.
Bagaimana
pengertian data penelitian dan apa saja macam-macam data?
3.
Apa
saja instrumen dalam penelitian?
4.
Bagaimana
teknik pengumpulan data?
5.
Bagaimana
teknik pengolahan data?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui bagaimana pengertian teknik sampling dan apa saja jenisnya
2.
Untuk
mengetahui bagaimana pengertian data penelitian dan apa saja macam-macam data
3.
Untuk
mengetahui apa saja instrumen dalam penelitian
4.
Untuk
mengetahui bagaimana teknik pengumpulan data
5.
Untuk
mengetahui bagaimana teknik pengolahan data
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Tehnik Sampling
Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasii tersebut.
Sedangkan teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan
sampel yang akan digunakan. dalam penelitian terdapat berbagai tehnik sampling
yaitu: probability, dan non probability sampling.
1.
Probability Sampling
Probability
Sampling adalah tehnik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Tehnik
ini dibagi menjadi:
a. Simple
Random Sampling
Dikatakan
simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dikarenakan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara
demikian dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen.
b. Propotionate
Stratified Random Sampling
Teknik ini
digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari
latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.
Misalnya:
jumlah pegawai yang lulus S1=45, S2=30, STM=800, ST=900, SMEA= 400, SD=300.
Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. Jumlah
sampel dan tehnik pengambilan sampel diambil secara random.[1]
c. Disproportionate Stratified Random
Sampling
Tehnik ini
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proposional. Misalnya, pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai: 3 orang
lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU dan
700 orang lulusan SMP. Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 itu
diambil semuanya sebagai sampel. Karena dari kelompok ini terlalu kecil bila
dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
d. Cluter
Sampling (Area Sampling)
Tehnik sampling
daerah yang digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misalnya: penduduk dari suatu negara, provinsi,
atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data
maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Misalnya: di Indonesia terdapat 30 provinsi dan sampelnya akan menggunakan 15
provinsi. Maka pengambilan 15 provinsi itu dilakukan secara random. Tetapi
perlu di ingat karena provinsi-provinsi di Indonesia itu tidak berstrata (tidak
sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling.
Provinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat, ada yang tidak; ada yang
mempunyai hutan banyak, ada yang tidak; ada yang kaya akan bahan tambang, ada
yang tidak. Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan. Sehingga pengambilan
sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan.
Tehnik sampling
daerah ini sering digunakan melalui dua tahapan. Pertama yaitu menentukan
sampel daerah, dan tahap berikutnya yaitu menentukan orang-orang yang ada pada
daerah itu secara sampling juga.[2]
2.
Nonprobability Sampling
Nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik sampel ini meliputi :
a.
Sampling
Sistematis
Sampilng sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut; yaitu nomor 1 sampai
dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja,
genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya sampelnya adalah
1,5,10,15,20 dan seterusnya sampai 100.
b.
Sampling
Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan
melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat
dalam urusan ijin mendirikan bangunan.
Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Jika pengumpulan data belum
didasarkan kepada 500 orang tersebut, maka
penelitian dianggap belum selesai,
karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5
orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100
orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 100
anggota sampel.
c.
Sampling
Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, apabila dipandang orang yang ditemui tersebut cocok
untuk menjadi sumber data.
d.
Sampling
Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan dilakukan peneliti tentang kualitas
makanan, maka sumber datanya adalah orang yang ahli dalam bidang makanan. Jika
melakukan penelitian tentang politik maka yang menjadi sampel adalah orang yang
ahli dalam bidang politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian
kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi.
e.
Sampling
Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel, bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan apabila jumlah populasi relatif kecil, kurang
dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil. Istilah lain dari sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
f.
Snowball
Sampling
Snowball sampling
adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding dan lama-kelamaan akan membesar.
Dalam penentuan sampel, pertama-tama
dipilih satu atau dua orang, tetapi dengan dua orang ini merasa belum cukup
untuk melengkapi data, maka peneliti mencari orang yang lebih tahu dan juga
dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu
seterusnya sampai jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif
banyak menggunakan sampel Purposive dan Snowball. [3]
·
Karakteristik sampel yang baik
Sampel harus
merupakan bagian yang representatif dari populasi yang hendak dipelajari, jika
tidak maka tidak akan bisa dilakukan observasi secara general terhadap suatu
populasi. Dua hal yang menjadi kunci agar sampel merupakan representatif dari
populasi adalah ukuran dan bias. Yang dimaksud ukuran sampel (sample size),
biasanya dilambangan n, adalah besar kecilnya sampel
dalam hal jumlah sampel yang diteliti. Semakin besar jumlah dan ukuran sampel,
mala semakin besar kepastian atau ketepatan yang diberikan dibandingkan ukuran
yang lebih kecil.
Sedangkan yang
dimaksud dengan bias jika sampel hanya mewakili subgrup yang spesifik dari
populasi atau jika sebagian subgrup mewakili secara berlebih atau kurang dari
suatu populasi. Bias sampel dapat terjadi apabila :
·
Sampling
dilakukan melalui metode non-random, yaitu jika pemilihan sampel disadari atau
tidak terpengaruh oleh pilihan manusia
·
Kerangka
sampling (seperti daftar, indeks atau catatan populasi lainnya) yang merupakan
dasar pemilihan sampel, tidak mencakup populasi sampling
·
Bagian
dari populasi sampling tidak mungkin didapatkan dengan berbagai alasan.[4]
·
Menentukan ukuran sampel
Dalam
menentukan ukuran sampel dibebaskan namun harus tetap ada dasarnya. Dalam
penelitian kuantitatif apabila data yang dimiliki hanya 20-30 data maka dapat
dikatakan gagal, atau juga karena data yang diperoleh kurang dari data yang
telah ditargetkan sebelumnya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif apabila
data yang diperoleh kurang dari target maka penelitian masih dapat dilanjutkan.
·
Sampel
pada Penelitian Jenis Kualitatif
Pada peneltian
jenis kualitatif, akan tetap ada populasi dari peelitian tersebut. Namun hanya
dipilih sebagian kecil untuk dijadikan nara sumber. Narasumber yang telah
diwawancarai itulah yang disebut sampel pada penelitian jenis kualitatif, dan
hanya diperlukan secukupnya saja. Berbeda dengan penelitian jenis kuantitatif
bahwa sampel di butuhkan sebanyak-banyaknya dan bergantung pada angket yang
diisi.
B.
Data Penelitian
Secara umum, data diartkan sebagai suatu fakta yang dapat digambarkan dengan angka, simbol,
kode, dan lain-lain. Lebih spesifiknya data merupakan bahan mentah yang perlu
diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif maupun
kuantitatif yang menunjukkan fakta.
Berdasarkan pengklasifikasiannya data dibagi
menjadi lima macam, yaitu:[5]
1. Berdasarkan Jenis Data
a. Kualitatif
Merupakan data yang menunjukkan kualitas dari
sesuatu, baik keadaan, proses, kejadian yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan
atau berupa kata-kata.
b. Kuantitatif
Data yang berwujud angka-angka yang merupakan
hasil dari observasi atau pengukuran.
2. Berdasarkan Sifat Data
a. Dikotomi
Merupakan data yang bersifat pilah satu sama
lain.
b. Diskrit
Merupakan data yang pengumpulan datanya
dilakukan dengan cara menghitung atau membilang.
c. Kontinum
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengukur dengan alat ukur yang menggunakan skala.
3. Berdasarkan Sumber Data
a. Internal
Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari
lembaga atau organisasi dimana penelitian dilakukan.
b. Eksternal
Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari
lembaga atau organisasi lain, dimana penelitian tersebut dilakukan.
4. Berdasarkan Cara Pengumpilan Data
a. Primer
Merupakan data yang diperoleh dari sumber
pertama (langsung)
b. Sekunder
Data yang diperoleh dari sumber kedua (tidak
langsung didapatkan oleh peneliti)
5. Berdasarkan Pola Pengukuran Data
a. Nominal
Merupakan data yang hanya dapat dibedakan,
tetapi tidak dapat diurutkan dan diperbandingkan.
b. Ordinal
Data yang memiliki urutan, namun tidak
memiliki jarak perbedaan yang sama diantara rangkaian urutan tersebut
c. Interval
Merupakan data yang memiliki perbedaan,
urutan, dan jarak perbedaan yang sama diantara rangkaian urutan tersebut, dan
tidak memiliki titik nol.
d. Rasio
Data yang memiliki perbedaan, urutan, jarak
perbedaan yang sama diantara rangkaian urutan tersebut, dan memiliki titik nol.
C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen
penelitian berkenaan dalam validalitas dan reabilitas instrumen, dan kualitas
pengumpulan data berkenaan dengan keterapan cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data.
Sebagai contoh dari instrumen kuantitatif, misalnya
peneliti akan meneliti tentang “Pengaruh kepemimpinan dan Iklim kerja lembaga
terhadap produktivitas kerja pegawai.” Dalam hal ini ada tiga hal yang perlu
dibuat, yaitu:
1. Instrumen untuk mengukur kepemimpinan.
2. Instrumen untuk mengukur iklim kerja.
3. Instrumen untuk mengukur produktivitas kerja pegawai.
Sementara dalam penelitian kualitatif yang menjadi
instrumen alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti
sebagai instrumen juga harus di “validasi” seberapa jauh peneliti kualitatif
siap melakuka penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap
peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap:
1. Pemahaman metode penelitian kualitatif.
2. Penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti.
3. Kesiapan peneliti secara akademik dan logistik untuk memasuki obyek
penelitian.[6]
D. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian. Hal ini dikarenakan tujuan utama dari sebuah
penelitian itu sendiri adalah mendapatkan data. Dengan mempelajari tehnik
pengumpulan data, peneliti akan mendapatkan data yang memenuhi standard data
yang ditetapkan.
1) Macam-macam Tehnik Pengumpulan Data Kuantitatif:
a. Wawancara
Tehnik ini dilakukan jika peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Selain itu,
untuk mengetahui hal-hal penting dari responden yang lebih mendalam lagi.
Contoh: wawancara kepada pegawai sebuah perusahaan, hal ini boleh dilakukan
apabila sulit untuk menemui pemimpin perusahaan. Karena sedikit banyak seorang
pegawai tersebut mengetahui informasi apa saja yang kita butuhkan dalam
perusahaan tersebut, meskipun tidak tahu secara detail seperti apa yang
diketahui pemimpin perusahaan tersebut. Hasil dari wawancara bisa dikatakan
sebagai hasil yang riil yaitu jika hasilnya tersebut sesuai dengan apa yang ada dalam wawancara artinya dalam
menjadikannya sebuah tulisan hal tersebut haruslah apa adanya tidak boleh
dibuat-buat. Dalam wawancara, terdapat dua macam wawancara yaitu:
1. Wawancara terstruktur : yaitu wawancara yang dilakukan jika sudah
terdapat masalah yang sudah pasti tentang informasi apa yang diperoleh. Dalam
hal ini, pertanyaan-pertanyaan harus sudah siap beserta alat pendukung seperti
HP, Video, tape recorder, dll.
2. Wawancara tidak terstruktur : yaitu wawancara yang bebas diman
penelitian dengan tidak membawa pertanyaan-pertanyaan. Dalam proses wawancara
hanya menggunakan garis-garis besar apa yang akan ditanyakan. Wawancara ini
biasanya digunakan dalam penelitian pendahuluan, dengan penelitian awal ini
akan mendapatkan data-data pendukung untuk menemukan permasalahan yang akan
diteliti.
b. Kuesioner (Angket)
Angket merupakan tehnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab.
Prosedur Kuisioner yaitu:
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuisioner
2. Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuisioner
3. Menjabarkan setiap variabel menjaadi sub variabel yang lebih spesifik
dan tunggal
4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan sekaligus untuk menentukan
teknik analisanya.[7]
Prinsip penulisan angket yaitu:
1. Isi dan tujuan pertanyaan
2. Bahasa yang digunakan
3. Tipe dan bentuk pertanyaan
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menanyakan yang sudah lupa
6. Pertanyaan tidak menggiring
7. Pertanyaan panjang
8. Urutan pertanyaan
9. Prinsip pengukuran
10. Penampilan fisik pertanyaan
Dengan adanya 10 prinsip pertanyaan tersebut, jelas
bahwa dalam penulisan angket itu tidak sekedar menyusun peranyaan
c. Observasi
Observasi merupakan tehnik yang memiliki ciri yang
spesifik yaitu dalam observasi tidak hanya berbicara dengan orang, tetapi juga
pada objek-objek alam yang lain. Utamanya dalam membuat sebuah proposal
penelitian haruslah didahului dengan observasi karena observasi sendiri
dilakukan di awal penelitian.
Dilihat dari proses pelaksanaan pengumpulan data,
observasi dibedakan menjadi:
1. Observasi berperan serta: peneliti terlibat langsung dalam kehidupan
sehari-hari orang yang diamati.
2. Observasi non partisipan: peneliti hanya sebagai pengamat independen .
contohnya dalam lembaga pendidikan, peneliti mengamati proses belajar mengajar
dalam penelitian penggunaan metode pendidikan.
Dilihat dari segi instrument yang
digunakan, observasi dibedakan menjadi:
1.
Observasi terstruktur: observasi yang telah
dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana
tempatnya.
2.
Observasi tidak terstruktur: tidak ada hal
yang dirancang secara sistematis, semua hanya berjalan apa adanya.
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan tehnik mendapatkan data dari
berbagai sumber media, baik dari video, surat kabar, kamera, bulletin, atau
yang lainnya.
2)
Macam – Macam Tehnik Pengumpulan Data
Kualitatif
Dalam tehnik pengumpulan data kualitatif ini, tidak jauh berbeda dengan
tehnik pengumpulan data kuantitatif. Hanya saja dari semua macam tehnik
pengumpulan data kuantitatif, penelitian kualitatif tidak menggunakan angket
dalam melkuak penelitiannya.[8]
E.
Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan. Hipotesis yang akan diuji harus berkaitan dan berhubungan dengan
permasalahan yang akan diajukan. Semua penelitian tidak harus berhipotesis akan
tetapi semua jenis penelitian wajib merumuskan masalahnya. Jenis data akan
menentukan apakah peneliti akan menggunakan teknik kualitatif atau kuantitatif.
Interpretasi hasil pengolahan data: Tahap ini menerangkan setelah
peneliti menyelesaikan analisis datanya dengan cermat. Adapun langkah
selanjutnya peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya. Peneliti
menarik kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan
penelitian dan membuat rekomendasinya.
·
Teknik pengolahan data kualitatif
Pengolahan data kualitatif akan melalui tiga kegiatan analisi yakni
sebagai berikut:
a.
Reduksi data
Suatu proses pemilihan data,
pemusatan pada penyederhanaan data, pengabstrakan data dan transformasi data
kasar yang muncul dan catatan-catatan yang tertulis dilapangan. Jadi dalam
kegiatan reduksi data dilakukan penajaman data, penggolongan data, pengarahan
data dan pembuangan data yang tidak perlu.
b.
Penyajian data
Penyajian data dapat dijadikan
kumpulan informasi yang tersusun. Penyajian sering digunakan dalam bentuk
naratif, matriks, grafik dan bagan.
c.
Menarik kesimpulan atau verifikasi
Pengolahan data kualitatif tidak
akan menarik kesimpulan secara tergesa-gesa, tetapi seacar bertahap dengan
tetap memperhatikan perkembangan pengolahan data.
·
Teknik pengolahan data kuantitatif
Pengolahan data kuantitatif akan melalui tiga kegiatan analisis
yakni sebagai berikut:
a.
Mengelompokkan data
Data
kuantititatif perlu perlu dikelompokkan, diolah, dan dianalisis antara lain
dengan statistik. Untuk mengolah dan menganalisis data ada dua macam yaitu
statistik deskriptif dan statistik diferensial.
b.
Kegiatan awal dalam mengelompokkan data
Agar
dapat dikelompokkan secara baik perlu dilakukan kegiatan awal yaitu en-coding,
nilai dan tabulasi.
c.
Pengolahan statistik sederhana
Cara mengolah data kuantitatif
sehingga data mempunyai arti.
·
Tahapan pengolahan data
Tentunya dalam melakukan proses pengolahan data, secara umum
terdapat empat tahapan sebagai berikut:
a.
Penyusunan data
Data
yang sudah ada perlu dikumpulkan semua agar mudah untuk mengecek apakah semua
data yang dibutuhkan sudah terekap semua.
b.
Klasifikasi data
Klasifikasi
data merupakan usaha menggolongkan, mengelompokkan, dan memilah data
berdasarkan pada klasifikasi tertentu yang telah dibuat dan ditentukan oleh
peneliti.
c.
Pengolahan data
Pengolahan
data dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Hipotesis yang
akan diuji harus berkaitan dan berhubungan dengan permasalahan yang akan
diajukan.
d.
Interpretasi pengolahan data
Tahap ini menerangkan setelah
peneliti menyelesaikan analisis datanya dengan cermat. Kemudian langkah
selanjutnya peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya peneliti
menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian
kegiatan penelitian dan membuat rekomendasinya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dalam
penelitian terdapat populasi dan sampel yang akan dijadikan sebagai data.
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel
yang akan digunakan. dalam penelitian terdapat berbagai tehnik sampling yaitu: probability,
dan non probability sampling. Pada probability Sampling dibagi lagi menjadi: Simple
Random Sampling, Propotionate Stratified Random Sampling, Disproportionate
Stratified Random Sampling, dan Cluter Sampling (Area Sampling).
Sedangkan pada Nonprobability
Sampling Dibagi lagi
menjadi: Sampling Sistematis, Sampling Kuota, Sampling Insidental, Sampling
Purposive, Sampling Jenuh, Snowball Sampling.
Setelah
diperoleh sampel data dari teknik sampling yang telah dilakukan tersebut,
selanjutnya masuk pada tahap pengolahan data. Pengolahan data merupakan salah
satu bagian penting dalam penelitian dimana dalam prosesnya terdapat metode
pengumpulan data, peringkasan data hingga pengelompokkannya. Dari segenap
kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan data, semata – mata bertujuan untuk
dapat membantu jalannya penelitian agar dapat mencapai tujuannya yaitu melihat,
memecahkan dan menjawab persoalan yang tengah dipertanyakan dalam penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono, Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods), Bandung:
Alfabeta, 2011.
Widi, Restu Kartiko Asa, Metodologi Penelitian, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010.
Widyoko, Eko Putro, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
[1] Prof. Dr. Sugiyono, Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung:
Alfabeta, 2011), hlm 120-122.
[2]Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods), (Bandung: Alfabeta,
2011), hlm.122.
[3] Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif dan RD) 122-125
[4] Restu Kartiko Widi, Asa Metodologi Penelitian, (Yogyakarta :Graha
Ilmu, 2010)198-199
[5] Eko Putro Widyoko, Teknik
Penyusunan Instrumen Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm 17.
[6] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Bandung: ALFABETA, 2016), hlm 222
[7] Prof. Dr. Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta), hlm.225.
[8] Prof. Dr.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatidf dan R&D, (Bandung:
ALFABETA, 2016). Cet. 3, halm. 224-242
Tidak ada komentar:
Posting Komentar