Rabu, 19 Desember 2018

Makalah Manajemen Keuangan: Utang dan Piutang

MAKALAH MANAJEMEN PIUTANG DAN UTANG
Makalah Ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen Pengampu:
SE, Ak. Toni Aditya MSA.

 Disusun Oleh :
1.          Retno Sulistiyani                     931335515
2.          Maria Ulfha                            931334915
3.          Riza Anjela                            931302915
4.           Irma Chozanatul F.                931308915
KELAS: H

JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KOTA KEDIRI

2017

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Ketika mendengar tentang ekonomi seolah tak asing lagi dengan kegiatan utang piutang. Utang piutang menjadi salah satu alternatif agar kegiatan ekonomi tetap berjalan. Meski dalam pelaksaannya terdapat berbagai dampak, baik dampak positif maupun negatif. Seperti yang kita ketahui kini, seolah kegitan utang piutang telah mendarah daging di masyarakat dalam kesehariannya terutama pada kegiatan jual beli. Kebiasaan ini sulit untuk dihindari lagi. Bahkan perusahaan-perusahaan besar pun tak mungkin bebas dari kegiatan utang piutang, entah perusahaan itu berutang maupun berpiutang.
Dalam penjualan barang atau jasa, perusahaan dapat melakukannya secara tunai ataupun kredit. Sistem kredit inilah yang nantinya akan menimbulkan piutang bagi perusahaan. Maka dari sinilah pemakalah akan membahas mengenai kegiatan “Utang Piutang” yang dibungkus dalam mata kulilah manajemen keuangan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana hubungan antara kredit dan piutang?
2.      Bagaimana syarat penjualan dengan kerdit?
3.      Bagaimana analisis kebijakan kredit yang dilakukan perusahaan?
4.      Bagaimana kebijakan pengumpulan piutang yang dilakukan perusahaan?
5.      Faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya piutang?
6.      Faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam penilaian resiko kredit?
7.      Bagaimana langkah preventif yang dilakukan perusahaan?
8.      Bagaimana tingkat perputaran piutang?
9.      Bagaimana hubungan penjualan kredit dengan perputaran kas?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui hubungan antara kredit dan piutang.
2.      Mengetahui syarat penjualan dengan kerdit.
3.      Mengetahui analisis kebijakan kredit yang dilakukan perusahaan.
4.      Mengetahui kebijakan pengumpulan piutang yang dilakukan perusahaan.
5.      Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya piutang.
6.      Mengetahui faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam penilaian resiko kredit.
7.      Mengetahui langkah preventif yang dilakukan perusahaan.
8.      Mengetahui tingkat perputaran piutang.
9.      Mengetahui hubungan penjualan kredit dengan perputaran kas.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    KREDIT DAN PIUTANG
Ketika melakukan penjualan barang atau jasa, perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau kredit. Jika penjualan dilakukan secara tunai maka perusahaan menerima kas, sebaliknya jika penjualan dilakukan secara kredit maka perusahaan akan menerima kas sesuai dengan jangka waktu kredit yang disepakati. Dengan demikian penjualan secara kredit akan menimbulkan piutang.
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penjualan secara kredit, yaitu: untuk meningkatkan penjualan, perusahaan memiliki kapasitas produksi yang menganggur, dan karena alasan persaingan. Dimana penjualan kredit akan menimbulkan biaya dan manfaat bagi perusahaan. Dimana biaya yang ditimbulkan yaitu biaya penagihan piutang, serta adanya kerugian akibat adanya piutang yang tidak tertagih. Sementara manfaat yang akan diperoleh perusahaan adalah peningkatan volume penjualan yang selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya peningkatan laba.
Jika perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan secara kredit, maka perusahaan harus menentukan prosedur untuk memperoleh kredit dan pelunasannya, yang dituangkan dalam kebijakan kredit, yang meliputi:[1]
a.       Syarat penjualan
Syarat penjualan menentukan bagaimana perusahaan menjual barang atau jasanya, apakah dilakukan secara tunai atau kredit. Jika dilakukan kredit, maka syarat penjualan harus menentukan  secara spesifik mengenai jangka waktu kredit, potongan tunai dan periode potongan, serta jenis kredit.
b.      Analisis kredit
Dalam memberikan kredit, perusahaan menentukan berapa banyak pelanggan yang akan membayar dan pelanggan yang tidak membayar. Aspek yang dianalisis didasarkan pada  five C’s of credit, yaitu character, capacity, capital, collateral, and condition.



c.       Kebijakan penagihan hutang
Setelah kredit diberikan, masalah perusahaan adalah menentukan bagaimana kebijakan penagihan hutang.

B.     SYARAT PENJUALAN SECARA KREDIT
Syarat penjualan mencakup tiga unsur yang berbeda, yaitu: jangka waktu kredit, potongan tunai, serta jenis kredit.[2]
a.       Jangka waktu kredit
Jangka waktu kredit adalah lamanya waktu saat penjualan dilakukan sampai dengan pelanggan harus melunasi semua utangnya. Jangka waktu kredit sangat bervariasi, tetapi berkisar antara 30 sampai 120 hari. Beberapa faktor yang mempengaruhi jangka waktu kredit, yaitu:
1.      Jenis barang yang dihasilkan atau dijual. Untuk barang-barang yang tidak tahan lama atau harus sampai pada konsumen dalam keadaan segar seperti makanan., jangka waktu kreditnya biasanya lebih pendek dibandingkan dengan barang yang tahan lama.
2.      Permintaan konsumen. Barang-barang yang sudah terkenal dikalangan konsumen perputarannya lebih cepat dan kreditnya lebih pendek disbanding barang baru yang perputarannya lama dan jangka waktu kreditnya lebih lama.
3.      Biaya, profitabilitas dan standardisasi. Semakin murah barang semakin pendek jangka waktu kredit.
4.      Risiko kredit. Semakin besar resiko kredit pembeli, semakin pendek jangka waktu kredit
5.      Besarnya transaksi. Semakin kecil jumlah transaksi semakin pendek jangka waktu kreditnya
6.      Persaingan. Semakin ketat persaingan pasar yang dihadapi penjual maka jangka kreditnya semakin panjang
7.      Jenis pelanggan. Penjual boleh menawarkan jangka waktu kredit yang berbeda terhadap pelanggan yang berbeda.


b.      Potongan Tunai
Potongan tunai merupakan sayarat penjualan yang diberikan kepada pelanggan yang membayar dalam periode potongan. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pelanggan membayar lebih cepat ddari jangka waktu kredit.
c.       Jenis kredit
Kebanyakan kredit dagang yang ditawarkan adalah open account . hal ini bukti formal kredit berupa invoice  yang dikirim bersamaan dengan pengiriman barang dan ditanda tangani pembeli sebagai bukti barang telah diterima. Setelah itu penjual dan pembeli mencatat dimasing-masing rekeningnya.

C.    ANALISIS KEBIJAKAN KREDIT
Berikut ini merupakan factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan kredit, yaitu:[3]
a.       Efek kebijakan kredit
Dalam mengevaluasi kebijakan kredit ada lima factor yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1.      Dampak terhadap penjualan
2.      Dampak terhadap biaya
3.      Kemungkinan tidak membayar
4.      Potongan tunai
b.      Informasi kredit
Apabila perusahaan menginginkan informasi kredit pelanggan, ada sejumlah sumber informasi yang dapat dimanfaatkan perusahaan, yaitu:
1.      Laporan keuangan. Perusahaan dapat meminta perusahaan pelanggan untuk menyediakan laporan keuangan, seperti: neraca, laporan laba rugi dsb.
2.      Laporan kredit yang berkaitan dengan masa lalu pelanggan dalam pembayaran kredit dengan perusahaan lain.
3.      Bank. Bank biasanya dapat membantu kepada perusahaan yang menjadi nasabahnya dalam menyediakan informasi tentang kredit  perusahaan lainnya.
4.      Catatan pembayaran perusahaan pelanggan di masa lalu.


D.    KEBIJAKAN PENGUMPULAN PIUTANG
Kebijakan pengumpulan piutang merupakan komponen terakhir dari kebijakan kredit. Hal ini mencakup pemantauan piutang dan memperoleh pembayaran atas piutang.
a.       Pemantauan piutang
Untuk menjaga agar pelanggan membayar kewajibannya tepat waktu, perusahaan akan memantau piutang yang telah jatuh tempo. Pertama, perusahaan perlu memperhatikan ACP dari waktu ke waktu. Kedua, perusahaan dapat menyusun aging schedule sebagai alat untuk memantau piutang.
b.      Upaya pengumpulan piutang
Berikut langkah-langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengumpulkan piutang, yaitu:[4]
1.      Mengiri surat pemberitahuan kepada pelanggan tentang telah jatuh temponya piutang
2.      Perusahaan menghubungi pelanggan melalui telepon
3.      Menugaskan tenaga penagih  untuk melakukan penagihan piutang
4.      Melakukan upaya hukum untuk melakukan penagihan


E.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BESARNYA PIUTANG
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Besarnya piutang yakni sebagai berikut:[5]
1.        Jumlah besar atau kecilnya penjualan kredit
Semakin besar jumlah penjualan kredit, maka semakin besar pula piutang, atau dana yang tertanam dalam piutang. Sebaliknya, kalau jumlah penjualan kredit kecil, maka semakin kecil pula piutang, atau semakin kecil dana yang tertanam dalam piutang
2.        Syarat pembayaran penjulan kredit
Syarat pembayaran kredit ini adalah untuk memberikan kepastian kepada pelangga, kapan pelanggan harus melunasi hutangnya , dan seberapa besar hak pelanggan kalau dapat memenuhi pembayaran  lebih awal dari waktu yang ditentukan. Misal pembayaran penjualan kredit ditentukan 2/10 dan n/30. Artinya, batas waktu pembayaran penjualan kredit paling lama 30hari harus sudah dilunasi, dan apabila pelanggan paling lama membayar 10 hari setelah transaksi penjualan kredit, maka pelanggan akan mendapatkan potongan sebesar 2%. Ketentuan pembayaran penjualan kredit tersebut dapat bersifat ketat atau bersifat lunak, tergantung situasi dan kondisi perusahaan yang bersngkutan. Semakin lama batas waktu pelunasan piutang, semakin lama juga dana tertanam dalam piutang.                
3.        Ketentuan batas jumlah kredit
Masing-masing perusahaan tentu tidak sama dalam pembatasan jumlah kredit yang diberikan. Ada yang cukup lama da nada pula yang cukup singkat. Makin lama waktu yang diberikan dalam kredit semakin lama juga dana yang tertanam dalam piutang. Sebaliknya, makin singkat waktu yang diberikan dalam kredit maka semakin singkat pula dana yang tertanam dalam piutang.
4.        Kebijaksaan pengumpulan piutang
Perusahaan dalam pengumpulan piutang dpat bersifat akatif dan dapat pula bersifat pasif. Aktif artinya perusahaan selalu mengingatkan pelanggan apabila jatuh tempo hampir berakhir atau sudah sampai jatuh temponya, kemudian perusahaan akan datang ke pelanggan untuk menagih pembayarannya. Sedangkan yang bersifat pasif, perusahaan hanya menunggu kalau pelanggan datang untuk membayar kreditnya pada saat jatuh tempo. Kebijakan pengumpulan piutang yang aktif, biasanya akan lebih kecil dana yang tertanam dalam piutang dibandingkan kebjakan pengumpulan piutang yang bersifat pasif.
5.        Kebiasaan membayar para pelanggan
Kebiasaan pelanggan dalam melakukan pembelian, dapat dilakukan dengan membayar tunai, da nada pula yang membayarnya dengan cara memanfaatkan syarat pembayaran kredit seperti yang disebutkan diatas. Tentu saja pelanggan akan melihat syarat pembayaran kredit yang diberikan oleh perusahaan, apakah pelanggan merasa lebih ringan dengan syarat pembaran itu.
6.        Jangka waktu kredit
Perubahan jangka waktu kredit dapat menaikkan penjualan, tetapi investasi dalam putang juga akan meningkat. Oleh karena itu, manajer keuangan atau manajer perkreditan perlu menentukan jangka waktukredit optimum, yaitu dimana titik laba marginal, karena kenaikan penjualan sama dengan biaya karena menaikkan piutang. Peran manajer perkreditan adalah menaikkan penjualan yang menguntungkan, agar nilai perusahaan akan naik dengan memberikan kredit kepada para pelanggan secara layak, sehingga kemakmuran pemilik perusahaan lebih makmur.

F.     PENILAIAN RESIKO KREDIT
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penilaian resiko kredit diterapkan dengan 5(lima) C yaitu:[6]
1.    Character
Karakter pelanggan tentu menjadi pengamatan dari perusahaan, apakah pelanggan ini bersifat jujur atau tidak dalam melakukan kebiasaan membayar kewajibannya. Hal ini dianggap penting Karen akredit harus diimbangi dengan kesanggupan membayar dari pelanggan.
2.      Capacity
Kemampuan pelanggan harus diukur oleh perusahaan, bagaimana kemampuan membayar kewajibannya diwaktu yang lalu, dan bagaimana kondisi pelanggan tentang tempt usaha pelanggan tersebut.
3.      Capital
Perusahaan mengukur posisi finansial pelanggan dengan melihat laporan keuangannya, terutama permodalan perusahaan.
4.      Colleteral
Untuk keamanan kredit yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, biasanya pelanggan juga bisa menyampaikan suatu jaminan kepada perusahaan, misalnya aktiva tetap.
5.      Conditional
Kondisi perekonomian di suatu Negara atau daerah dalam waktu-waktu tertentu dapat merupakan pertimbangan bagi perusahaan untuk memberikan kredit kepada pelanggannya.



G.    LANGKAH-LANGKAH PREVENTIF
Dalam menentukan langkah-langkah preventif, perusahaan harus mengacu pada hal-hal seperti dibawah ini, sehingga perusahaan dapat mencegah resiko besar, sebagai akibat tidak diterima piutang sesuai jumlah atau waktu yang ditentukan:
1.      Menentukan besarnya resiko, dengan berdasarkan pengalaman periode yang lalu, adalah cara estimasi menentukan berapa prosentase jumlah pelanggan yang akhirnya tidak mampu membayar pinjamannya, tentu saja dalam menentukan besarnya resiko disini adalah seminimal mungkin.
2.      Penyelidikan kemampuan pelanggan, dalam hal ini perusahaan memerlukan tenaga karyawan yang ditugasi sebagai peyelidik terhadap pelanggan sehingga dapat diketahui kemampuan pelanggan yang bersangkutan.
3.      Mengadakan klasifikasi langganan, dalam melakukan klasifikasi pelanggan dapat ditentukan dengan klasifikasi tertentu misalnya mereka termasuk golongan resiko 5%, 10%, 15% atau lebih. Sehingga dapat ditentukan seberapa besar pelanggan yang aktif membayar pinjamannya dan seberapa besar pelanggan yang tidak aktif membayar pinjamnnya, bahkan yang tidak membayar kewajiban finansialnya.
4.      Mengadakan seleksi para pelanggan. Untuk menyeleksi para pelanggan manajer perkreditan dapat menentukan kemampuan para pelanggannya. Apakah pelanggan mempuyai kemampuan cukup besar untuk membayar pinjamannya, atau kurang mampu untuk membayar pinjamannya tersebut.

H.    TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG
Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan “berputar”. Makin lama syarat pembayaran, maka makin lama modal terikta pada piutang (receivables turnover) sehingga tingkat perputaran piutang makin rendah.

Rumus tingkat perputaran piutang
receivables turnover:

Hari rata-rata pengumpulan piutang atau periode terikatnya modal dalam piutang:
 = ……..Hari

Atau:
Hari rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection Period)
Contoh:
Keterangan
2013
2014
2015
Net Credit Sales
1.500.000
600.000
1.500.000
Receivables 1/1
100.000
150.000
350.000
Receivables 31/12
200.000
50.000
250.000
Average Receivables
150.000
100.000
300.000
Receivables Turnover
10x
6x
5x
Average Collection Period
36 hari
60 hari
72 hari

Apabila hari rata-rata pengumpulan piutang lebih lama dari batas waktu pembayaran piutang, maka pengumpulan piutang kurang efisien, karena pelanggan tidak memenuhi pembayaran yang disyaratkan.
Sebaliknya, turnover  tinggi sehingga perputaran piutang lebih cepat yang akan terikat modal dalam piutang yang waktunya pendek, akibatnya investasi piutang alam modal cukup kecil.[7]

I.       HUBUNGAN PENJUALAN KREDIT DENGAN PERPUTARAN KAS
           Perputaran kas masuk (cash inflow turnover), karena penjualan kredit (credit sales) direbcanakan dengan “budget pengumpulan piutang” (receivables collection budget). Budget pengumpulan piutang disusun berdasarkan budget penjualan, dengan memperhatikan factor-faktor:
1.      Term of sales (Jangka waktu penjualan )
2.      Kebiasaan pelanggan membayar hutangnya.[8]

Contoh Mengelola Piutang
           Dalam tahun 2015 perusahaan merencanakan penjualan atas dasar estimasi akhir bulan sebagai berikut:
Bulan Penjualan
Jumlah Penjualan
April
Rp. 5.500.000,00
Mei
Rp. 6.000.000,00
Juni
Rp. 6.500.000,00
Juli
Rp. 7.500.000,00
Syarat pembayaran ditetapkan: 2/10, n/30.
Berdasarkan pengalaman, para pelanggan akan melakukan pembayaran sebagai berikut:
a.       70% daripenjualan akan diterima pembayarannya dalam waktu 10 hari setelah bulan penjualan
b.      20% dari penjualan akan diterima pembayarannya dalam waktu 20 hari setelah bulan penjualan
c.       10 hari dari penjualan akan diterima pembayarannya dalam bulan kedua setelah bulan penjualan.
Berdasarkan data diatas, susunlah skedul/budget pengumpulan piutang (receivables collection budget) Mei sampai dengan September 2015, serta berikan penjelasannya.
Penyelesaian:

SKEDUL PENGUMPULAN PIUTANG
Mei s/d September 2015 (dalam 000 Rp)
Bulan Penjualan
Jumlah Penjualan
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
April
5.500
4.873
500
-
-
-
Mei
6.000
-
5.316
600
-
-
Juni
6.500
-
-
5.759
650
-
Juli
7.500
-
-
-
6.645
750

Jumlah
4.873
5.816
6.359
7.295
750




Penjelasan menemukan angka-angka tersebut adalah:[9]
Penjualan April sebesar Rp. 5.500.000,00
Piutang diterima Mei: 70% x Rp. 5.500.000,00               = Rp. 3.850.000,00
Discount 2% x Rp. 3.850.000,00               = Rp.      77.000,00 (-)
                                                                       Rp. 3.773.000,00
20% x Rp. 5.500.000,00                             = Rp. 1.100.000,00 (+)
Penerimaan Mei                                                                = Rp. 4.873.000,00
      Penerimaan Juni 10% x Rp. 5.500.000,00              = Rp.     550.000,00

Penjualan Mei sebesar Rp. 6.000.000,00
Piutang diterima Juni : 70% x Rp. 6.000.000,00                          = Rp. 4.200.000,00
Discount 2% x Rp. 4.200.000,00                                                  = Rp.      84.000,00 (-)
                                                                                                         Rp. 4.116.000,00
                  20% x Rp. 6000.000,00                                              = Rp. 1.200.000,00 (+)
           Penerimaan Juni                                                                  = Rp. 5.316.000,00
           Penerimaan Juli 10% x Rp. 6000.000,00                            = Rp.    600.000,00

Penjualan Juni sebesar Rp. 6.500.000,00
Piutang diterima Juli: 70% x Rp. 6.500.000,00                            = Rp. 4.550.000,00
Discount 2% x rp. 4.550.000,00                                                   = Rp.      91.000,00 (-)
                                                                                                    Rp. 4.459.000,00
             20% x Rp. 6.500.000,00                                             = Rp. 1.300.000,00 (+)
Penerimaan Juli                                                                             = Rp. 5.759.000,00
           Penerimaan Agustus 10% x rp. 6.500.000,00                    = Rp.    650.000,00

Penjualan Juli sebesar Rp. 7.500.000,00
Piutang diterima Agustus: 70% x Rp. 7.500.000,00                    = Rp. 5.250.000,00
Discount 2% x Rp. 5.250.000,00                                                  = Rp.    105.000,00 (-)
                                                                                                         Rp. 5. 145.000,00
                  20% x Rp. 7.500.000                                                  = Rp. 1.500.000,00 (+)
           Penerimaan Agustus                                                           = Rp. 6.645.000,00
           Penerimaan September 10% x Rp. 7.500.000,00               = Rp.     750.000,00
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Ketika melakukan penjualan barang atau jasa, perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau kredit. Penjualan secara kredit inilah yang kemudian menimbulkan piutang bagi perusahaan. Syarat penjualan secara kredit mencakup tiga unsur yang berbeda, yaitu: jangka waktu kredit, potongan tunai, serta jenis kredit.
Faktor yang mempengaruhi kebijakan kredit, yaitu Efek kebijakan kredit dan Informasi kredit. Lima faktor sebagai bahan pertimbangan perusahaan memberikan kredit terhadap pelanggannya, yaitu Character, Capacity, Capital, Collatera, Conditions.
Kebijakan pengumpulan piutang mencakup pemantauan piutang dan memperoleh pembayaran atas piutang.
1.      Faktor yang mempengaruhi besarnya piutang yakni sebagai berikut:
                                      a.     Jumlah besar atau kecilnya penjualan kredit
                                     b.     Syarat pembayaran penjulan kredit
                                      c.     Ketentuan batas jumlah kredit
                                     d.     Kebijaksaan pengumpulan piutang
                                      e.     Kebiasaan membayar para pelanggan
                                      f.     Jangka waktu kredit
2.       Dalam menentukan langkah-langkah preventif, perusahaan harus mengacu pada hal-hal seperti dibawah ini:
                                      a.     Menentukan besarnya resiko
                                     b.     Penyelidikan kemampuan pelanggan
                                      c.     Mengadakan klasifikasi langganan
                                     d.     Mengadakan seleksi para pelanggan
3.      Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan “berputar”. Makin lama syarat pembayaran, maka makin lama modal terikta pada piutang (receivables turnover) sehingga tingkat perputaran piutang makin rendah.
4.   Hubungan penjualan kredit dengan perputaran kas, yakni perputaran kas masuk (cash inflow turnover), karena penjualan kredit (credit sales) direncanakan dengan “budget pengumpulan piutang” (receivables collection budget).
DAFTAR PUSTAKA
Ervita, Safitri & Abdul Aziz, Manajemen Keuangan. Palembang: Citra Books, 2013.
Musthafa. Manajemen Keuanga. Yogyakarta: Andi Offset. 2017.
Sudana, Made. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2015.
Sudarmo, Gito, Manajemen Keuangan Edisi ke-2, Yogyakarta:BPFE UGM, 1998.
Syamsuddin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan (edisi ke-5), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.


[1]  I Made Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2015), 252.
[2] I Made Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2015), 252.
[3]Ibid., 254-256.
[4] Ibid., 257.
[5] Musthafa, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Andi Offset, 2017), hlm.37-39
[6] Musthafa, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Andi Offset, 2017), hlm.39-40
[7] Musthafa, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Andi Offset, 2017), hlm. 41-42.
[8] Musthafa, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Andi Offset, 2017), hlm. 42-43
[9] Musthafa, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Andi Offset, 2017), hlm.43-45

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Kewirausahaan: Transformasi, Inovasi dan Kreativitas Kewirausahaan

RESUME TRANSFORMASI KEWIRAUSAHAAN, TEORI INOVASI DAN KREATIVITAS Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: KEWIRAUSAHAAN Dosen Peng...