MAKALAH MANAJEMEN PIUTANG DAN UTANG
Makalah Ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
MANAJEMEN
KEUANGAN
Dosen Pengampu:
SE, Ak. Toni Aditya MSA.
Disusun Oleh :
1. Retno Sulistiyani 931335515
2. Maria Ulfha 931334915
3. Riza Anjela 931302915
4. Irma Chozanatul F. 931308915
KELAS: H
JURUSAN SYARIAH
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KOTA KEDIRI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ketika
mendengar tentang ekonomi seolah tak asing lagi dengan kegiatan utang piutang.
Utang piutang menjadi salah satu alternatif agar kegiatan ekonomi tetap
berjalan. Meski dalam pelaksaannya terdapat berbagai dampak, baik dampak
positif maupun negatif. Seperti yang kita ketahui kini, seolah kegitan utang
piutang telah mendarah daging di masyarakat dalam kesehariannya terutama pada
kegiatan jual beli. Kebiasaan ini sulit untuk dihindari lagi. Bahkan
perusahaan-perusahaan besar pun tak mungkin bebas dari kegiatan utang piutang,
entah perusahaan itu berutang maupun berpiutang.
Dalam
penjualan barang atau jasa, perusahaan dapat melakukannya secara tunai ataupun
kredit. Sistem kredit inilah yang nantinya akan menimbulkan piutang bagi
perusahaan. Maka dari sinilah pemakalah akan membahas mengenai kegiatan “Utang
Piutang” yang dibungkus dalam mata kulilah manajemen keuangan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana hubungan antara kredit dan piutang?
2.
Bagaimana syarat penjualan dengan kerdit?
3.
Bagaimana analisis kebijakan kredit yang dilakukan perusahaan?
4.
Bagaimana kebijakan pengumpulan piutang yang dilakukan perusahaan?
5.
Faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya piutang?
6.
Faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam penilaian resiko kredit?
7. Bagaimana langkah preventif yang dilakukan perusahaan?
8.
Bagaimana tingkat perputaran piutang?
9.
Bagaimana hubungan penjualan kredit dengan perputaran kas?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui hubungan antara kredit dan piutang.
2.
Mengetahui syarat penjualan dengan kerdit.
3.
Mengetahui analisis kebijakan kredit yang dilakukan perusahaan.
4.
Mengetahui kebijakan pengumpulan piutang yang dilakukan perusahaan.
5.
Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya piutang.
6.
Mengetahui faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam penilaian
resiko kredit.
7.
Mengetahui langkah
preventif yang dilakukan perusahaan.
8.
Mengetahui tingkat perputaran piutang.
9.
Mengetahui hubungan penjualan kredit dengan perputaran kas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KREDIT DAN PIUTANG
Ketika melakukan penjualan barang atau jasa, perusahaan dapat
melakukannya secara tunai atau kredit. Jika penjualan dilakukan secara tunai
maka perusahaan menerima kas, sebaliknya jika penjualan dilakukan secara kredit
maka perusahaan akan menerima kas sesuai dengan jangka waktu kredit yang
disepakati. Dengan demikian penjualan secara kredit akan menimbulkan piutang.
Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penjualan secara kredit,
yaitu: untuk meningkatkan penjualan, perusahaan memiliki kapasitas produksi yang
menganggur, dan karena alasan persaingan. Dimana penjualan kredit akan
menimbulkan biaya dan manfaat bagi perusahaan. Dimana biaya yang ditimbulkan
yaitu biaya penagihan piutang, serta adanya kerugian akibat adanya piutang yang
tidak tertagih. Sementara manfaat yang akan diperoleh perusahaan adalah
peningkatan volume penjualan yang selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya
peningkatan laba.
Jika perusahaan memutuskan untuk melakukan penjualan secara kredit,
maka perusahaan harus menentukan prosedur untuk memperoleh kredit dan
pelunasannya, yang dituangkan dalam kebijakan kredit, yang meliputi:[1]
a.
Syarat penjualan
Syarat
penjualan menentukan bagaimana perusahaan menjual barang atau jasanya, apakah
dilakukan secara tunai atau kredit. Jika dilakukan kredit, maka syarat
penjualan harus menentukan secara
spesifik mengenai jangka waktu kredit, potongan tunai dan periode potongan,
serta jenis kredit.
b.
Analisis kredit
Dalam
memberikan kredit, perusahaan menentukan berapa banyak pelanggan yang akan
membayar dan pelanggan yang tidak membayar. Aspek yang dianalisis didasarkan
pada five C’s of credit, yaitu character,
capacity, capital, collateral, and condition.
c.
Kebijakan penagihan hutang
Setelah kredit
diberikan, masalah perusahaan adalah menentukan bagaimana kebijakan penagihan
hutang.
B.
SYARAT PENJUALAN SECARA KREDIT
Syarat penjualan mencakup tiga unsur yang berbeda, yaitu: jangka
waktu kredit, potongan tunai, serta jenis kredit.[2]
a.
Jangka waktu kredit
Jangka
waktu kredit adalah lamanya waktu saat penjualan dilakukan sampai dengan
pelanggan harus melunasi semua utangnya. Jangka waktu kredit sangat bervariasi,
tetapi berkisar antara 30 sampai 120 hari. Beberapa faktor yang mempengaruhi
jangka waktu kredit, yaitu:
1.
Jenis barang yang dihasilkan atau dijual. Untuk barang-barang yang
tidak tahan lama atau harus sampai pada konsumen dalam keadaan segar seperti
makanan., jangka waktu kreditnya biasanya lebih pendek dibandingkan dengan
barang yang tahan lama.
2.
Permintaan konsumen. Barang-barang yang sudah terkenal dikalangan
konsumen perputarannya lebih cepat dan kreditnya lebih pendek disbanding barang
baru yang perputarannya lama dan jangka waktu kreditnya lebih lama.
3.
Biaya, profitabilitas dan standardisasi. Semakin murah barang
semakin pendek jangka waktu kredit.
4.
Risiko kredit. Semakin besar resiko kredit pembeli, semakin pendek
jangka waktu kredit
5.
Besarnya transaksi. Semakin kecil jumlah transaksi semakin pendek
jangka waktu kreditnya
6.
Persaingan. Semakin ketat persaingan pasar yang dihadapi penjual
maka jangka kreditnya semakin panjang
7.
Jenis pelanggan. Penjual boleh menawarkan jangka waktu kredit yang
berbeda terhadap pelanggan yang berbeda.
b.
Potongan Tunai
Potongan tunai
merupakan sayarat penjualan yang diberikan kepada pelanggan yang membayar dalam
periode potongan. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pelanggan membayar lebih
cepat ddari jangka waktu kredit.
c.
Jenis kredit
Kebanyakan
kredit dagang yang ditawarkan adalah open account . hal ini bukti formal
kredit berupa invoice yang
dikirim bersamaan dengan pengiriman barang dan ditanda tangani pembeli sebagai
bukti barang telah diterima. Setelah itu penjual dan pembeli mencatat
dimasing-masing rekeningnya.
C.
ANALISIS KEBIJAKAN KREDIT
Berikut ini merupakan factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
kredit, yaitu:[3]
a.
Efek kebijakan kredit
Dalam
mengevaluasi kebijakan kredit ada lima factor yang harus dipertimbangkan,
yaitu:
1.
Dampak terhadap penjualan
2.
Dampak terhadap biaya
3.
Kemungkinan tidak membayar
4.
Potongan tunai
b.
Informasi kredit
Apabila
perusahaan menginginkan informasi kredit pelanggan, ada sejumlah sumber
informasi yang dapat dimanfaatkan perusahaan, yaitu:
1.
Laporan keuangan. Perusahaan dapat meminta perusahaan pelanggan
untuk menyediakan laporan keuangan, seperti: neraca, laporan laba rugi dsb.
2.
Laporan kredit yang berkaitan dengan masa lalu pelanggan dalam
pembayaran kredit dengan perusahaan lain.
3.
Bank. Bank biasanya dapat membantu kepada perusahaan yang menjadi
nasabahnya dalam menyediakan informasi tentang kredit perusahaan lainnya.
4.
Catatan pembayaran perusahaan pelanggan di masa lalu.
D.
KEBIJAKAN PENGUMPULAN PIUTANG
Kebijakan pengumpulan piutang merupakan komponen terakhir dari
kebijakan kredit. Hal ini mencakup pemantauan piutang dan memperoleh pembayaran
atas piutang.
a.
Pemantauan piutang
Untuk
menjaga agar pelanggan membayar kewajibannya tepat waktu, perusahaan akan
memantau piutang yang telah jatuh tempo. Pertama, perusahaan perlu memperhatikan
ACP dari waktu ke waktu. Kedua, perusahaan dapat menyusun aging schedule
sebagai alat untuk memantau piutang.
b.
Upaya pengumpulan piutang
Berikut
langkah-langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengumpulkan piutang,
yaitu:[4]
1.
Mengiri surat pemberitahuan kepada pelanggan tentang telah jatuh
temponya piutang
2.
Perusahaan menghubungi pelanggan melalui telepon
3.
Menugaskan tenaga penagih
untuk melakukan penagihan piutang
4.
Melakukan upaya hukum untuk melakukan penagihan
E.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI BESARNYA
PIUTANG
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
Besarnya piutang yakni sebagai berikut:[5]
1.
Jumlah besar atau kecilnya penjualan kredit
Semakin
besar jumlah penjualan kredit, maka semakin besar pula piutang, atau dana yang
tertanam dalam piutang. Sebaliknya, kalau jumlah penjualan kredit kecil, maka
semakin kecil pula piutang, atau semakin kecil dana yang tertanam dalam piutang
2.
Syarat pembayaran penjulan kredit
Syarat
pembayaran kredit ini adalah untuk memberikan kepastian kepada pelangga, kapan
pelanggan harus melunasi hutangnya , dan seberapa besar hak pelanggan kalau
dapat memenuhi pembayaran lebih awal
dari waktu yang ditentukan. Misal pembayaran penjualan kredit ditentukan 2/10
dan n/30. Artinya, batas waktu pembayaran penjualan kredit paling lama 30hari
harus sudah dilunasi, dan apabila pelanggan paling lama membayar 10 hari
setelah transaksi penjualan kredit, maka pelanggan akan mendapatkan potongan
sebesar 2%. Ketentuan pembayaran penjualan kredit tersebut dapat bersifat ketat
atau bersifat lunak, tergantung situasi dan kondisi perusahaan yang
bersngkutan. Semakin lama batas waktu pelunasan piutang, semakin lama juga dana
tertanam dalam piutang.
3.
Ketentuan batas jumlah kredit
Masing-masing
perusahaan tentu tidak sama dalam pembatasan jumlah kredit yang diberikan. Ada
yang cukup lama da nada pula yang cukup singkat. Makin lama waktu yang
diberikan dalam kredit semakin lama juga dana yang tertanam dalam piutang.
Sebaliknya, makin singkat waktu yang diberikan dalam kredit maka semakin
singkat pula dana yang tertanam dalam piutang.
4.
Kebijaksaan pengumpulan piutang
Perusahaan
dalam pengumpulan piutang dpat bersifat akatif dan dapat pula bersifat pasif.
Aktif artinya perusahaan selalu mengingatkan pelanggan apabila jatuh tempo
hampir berakhir atau sudah sampai jatuh temponya, kemudian perusahaan akan
datang ke pelanggan untuk menagih pembayarannya. Sedangkan yang bersifat pasif,
perusahaan hanya menunggu kalau pelanggan datang untuk membayar kreditnya pada
saat jatuh tempo. Kebijakan pengumpulan piutang yang aktif, biasanya akan lebih
kecil dana yang tertanam dalam piutang dibandingkan kebjakan pengumpulan
piutang yang bersifat pasif.
5.
Kebiasaan membayar para pelanggan
Kebiasaan
pelanggan dalam melakukan pembelian, dapat dilakukan dengan membayar tunai, da
nada pula yang membayarnya dengan cara memanfaatkan syarat pembayaran kredit
seperti yang disebutkan diatas. Tentu saja pelanggan akan melihat syarat
pembayaran kredit yang diberikan oleh perusahaan, apakah pelanggan merasa lebih
ringan dengan syarat pembaran itu.
6.
Jangka waktu kredit
Perubahan
jangka waktu kredit dapat menaikkan penjualan, tetapi investasi dalam putang
juga akan meningkat. Oleh karena itu, manajer keuangan atau manajer perkreditan
perlu menentukan jangka waktukredit optimum, yaitu dimana titik laba marginal,
karena kenaikan penjualan sama dengan biaya karena menaikkan piutang. Peran
manajer perkreditan adalah menaikkan penjualan yang menguntungkan, agar nilai
perusahaan akan naik dengan memberikan kredit kepada para pelanggan secara
layak, sehingga kemakmuran pemilik perusahaan lebih makmur.
F.
PENILAIAN RESIKO KREDIT
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penilaian resiko kredit
diterapkan dengan 5(lima) C yaitu:[6]
1.
Character
Karakter
pelanggan tentu menjadi pengamatan dari perusahaan, apakah pelanggan ini
bersifat jujur atau tidak dalam melakukan kebiasaan membayar kewajibannya. Hal
ini dianggap penting Karen akredit harus diimbangi dengan kesanggupan membayar
dari pelanggan.
2.
Capacity
Kemampuan
pelanggan harus diukur oleh perusahaan, bagaimana kemampuan membayar kewajibannya
diwaktu yang lalu, dan bagaimana kondisi pelanggan tentang tempt usaha
pelanggan tersebut.
3.
Capital
Perusahaan
mengukur posisi finansial pelanggan dengan melihat laporan keuangannya,
terutama permodalan perusahaan.
4.
Colleteral
Untuk
keamanan kredit yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, biasanya pelanggan
juga bisa menyampaikan suatu jaminan kepada perusahaan, misalnya aktiva tetap.
5.
Conditional
Kondisi
perekonomian di suatu Negara atau daerah dalam waktu-waktu tertentu dapat
merupakan pertimbangan bagi perusahaan untuk memberikan kredit kepada
pelanggannya.
G.
LANGKAH-LANGKAH PREVENTIF
Dalam
menentukan langkah-langkah preventif, perusahaan harus mengacu pada hal-hal
seperti dibawah ini, sehingga perusahaan dapat mencegah resiko besar, sebagai
akibat tidak diterima piutang sesuai jumlah atau waktu yang ditentukan:
1.
Menentukan besarnya resiko, dengan berdasarkan pengalaman periode
yang lalu, adalah cara estimasi menentukan berapa prosentase jumlah pelanggan
yang akhirnya tidak mampu membayar pinjamannya, tentu saja dalam menentukan
besarnya resiko disini adalah seminimal mungkin.
2.
Penyelidikan kemampuan pelanggan, dalam hal ini perusahaan
memerlukan tenaga karyawan yang ditugasi sebagai peyelidik terhadap pelanggan
sehingga dapat diketahui kemampuan pelanggan yang bersangkutan.
3.
Mengadakan klasifikasi langganan, dalam melakukan klasifikasi
pelanggan dapat ditentukan dengan klasifikasi tertentu misalnya mereka termasuk
golongan resiko 5%, 10%, 15% atau lebih. Sehingga dapat ditentukan seberapa
besar pelanggan yang aktif membayar pinjamannya dan seberapa besar pelanggan
yang tidak aktif membayar pinjamnnya, bahkan yang tidak membayar kewajiban
finansialnya.
4.
Mengadakan seleksi para pelanggan. Untuk menyeleksi para pelanggan
manajer perkreditan dapat menentukan kemampuan para pelanggannya. Apakah
pelanggan mempuyai kemampuan cukup besar untuk membayar pinjamannya, atau
kurang mampu untuk membayar pinjamannya tersebut.
H.
TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG
Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan
“berputar”. Makin lama syarat pembayaran, maka makin lama modal terikta pada
piutang (receivables turnover)
sehingga tingkat perputaran piutang makin rendah.
Rumus
tingkat perputaran piutang
receivables turnover:
|
Hari rata-rata pengumpulan piutang atau periode terikatnya modal
dalam piutang:
|
Atau:
|
Hari rata-rata
pengumpulan piutang (Average Collection
Period)
Contoh:
Keterangan
|
2013
|
2014
|
2015
|
Net
Credit Sales
|
1.500.000
|
600.000
|
1.500.000
|
Receivables
1/1
|
100.000
|
150.000
|
350.000
|
Receivables
31/12
|
200.000
|
50.000
|
250.000
|
Average
Receivables
|
150.000
|
100.000
|
300.000
|
Receivables
Turnover
|
10x
|
6x
|
5x
|
Average Collection
Period
|
36 hari
|
60 hari
|
72 hari
|
Apabila hari
rata-rata pengumpulan piutang lebih lama dari batas waktu pembayaran piutang,
maka pengumpulan piutang kurang efisien, karena pelanggan tidak memenuhi
pembayaran yang disyaratkan.
Sebaliknya, turnover tinggi sehingga perputaran piutang lebih cepat
yang akan terikat modal dalam piutang yang waktunya pendek, akibatnya investasi
piutang alam modal cukup kecil.[7]
I.
HUBUNGAN
PENJUALAN KREDIT DENGAN PERPUTARAN KAS
Perputaran kas
masuk (cash inflow turnover), karena
penjualan kredit (credit sales) direbcanakan
dengan “budget pengumpulan piutang” (receivables
collection budget). Budget pengumpulan piutang disusun berdasarkan budget
penjualan, dengan memperhatikan factor-faktor:
1.
Term
of sales (Jangka waktu penjualan )
2.
Kebiasaan
pelanggan membayar hutangnya.[8]
Contoh
Mengelola Piutang
Dalam
tahun 2015 perusahaan merencanakan penjualan atas dasar estimasi akhir bulan
sebagai berikut:
Bulan
Penjualan
|
Jumlah
Penjualan
|
April
|
Rp. 5.500.000,00
|
Mei
|
Rp.
6.000.000,00
|
Juni
|
Rp.
6.500.000,00
|
Juli
|
Rp.
7.500.000,00
|
Syarat pembayaran ditetapkan: 2/10, n/30.
Berdasarkan pengalaman, para pelanggan akan
melakukan pembayaran sebagai berikut:
a.
70%
daripenjualan akan diterima pembayarannya dalam waktu 10 hari setelah bulan
penjualan
b.
20% dari
penjualan akan diterima pembayarannya dalam waktu 20 hari setelah bulan
penjualan
c.
10 hari dari
penjualan akan diterima pembayarannya dalam bulan kedua setelah bulan penjualan.
Berdasarkan data diatas, susunlah skedul/budget
pengumpulan piutang (receivables
collection budget) Mei sampai dengan September 2015, serta berikan
penjelasannya.
Penyelesaian:
SKEDUL
PENGUMPULAN PIUTANG
Mei s/d
September 2015 (dalam 000 Rp)
Bulan
Penjualan
|
Jumlah Penjualan
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agustus
|
September
|
April
|
5.500
|
4.873
|
500
|
-
|
-
|
-
|
Mei
|
6.000
|
-
|
5.316
|
600
|
-
|
-
|
Juni
|
6.500
|
-
|
-
|
5.759
|
650
|
-
|
Juli
|
7.500
|
-
|
-
|
-
|
6.645
|
750
|
|
Jumlah
|
4.873
|
5.816
|
6.359
|
7.295
|
750
|
Penjelasan
menemukan angka-angka tersebut adalah:[9]
Penjualan April
sebesar Rp. 5.500.000,00
Piutang
diterima Mei: 70% x Rp. 5.500.000,00 =
Rp. 3.850.000,00
Discount 2% x
Rp. 3.850.000,00 = Rp. 77.000,00 (-)
Rp. 3.773.000,00
20% x Rp.
5.500.000,00 =
Rp. 1.100.000,00 (+)
Penerimaan Mei =
Rp. 4.873.000,00
Penerimaan
Juni 10% x Rp. 5.500.000,00 =
Rp. 550.000,00
Penjualan Mei
sebesar Rp. 6.000.000,00
Piutang
diterima Juni : 70% x Rp. 6.000.000,00 =
Rp. 4.200.000,00
Discount 2% x
Rp. 4.200.000,00 =
Rp. 84.000,00 (-)
Rp. 4.116.000,00
20% x Rp. 6000.000,00 = Rp.
1.200.000,00 (+)
Penerimaan Juni =
Rp. 5.316.000,00
Penerimaan Juli 10% x Rp. 6000.000,00 = Rp.
600.000,00
Penjualan Juni
sebesar Rp. 6.500.000,00
Piutang
diterima Juli: 70% x Rp. 6.500.000,00 =
Rp. 4.550.000,00
Discount 2% x
rp. 4.550.000,00 =
Rp. 91.000,00 (-)
Rp. 4.459.000,00
20%
x Rp. 6.500.000,00 =
Rp. 1.300.000,00 (+)
Penerimaan Juli =
Rp. 5.759.000,00
Penerimaan Agustus 10% x rp.
6.500.000,00 = Rp.
650.000,00
Penjualan Juli
sebesar Rp. 7.500.000,00
Piutang
diterima Agustus: 70% x Rp. 7.500.000,00 =
Rp. 5.250.000,00
Discount 2% x
Rp. 5.250.000,00 =
Rp. 105.000,00 (-)
Rp. 5. 145.000,00
20% x Rp. 7.500.000 =
Rp. 1.500.000,00 (+)
Penerimaan Agustus =
Rp. 6.645.000,00
Penerimaan September 10% x Rp.
7.500.000,00 = Rp.
750.000,00
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Ketika
melakukan penjualan barang atau jasa, perusahaan dapat melakukannya secara
tunai atau kredit. Penjualan secara kredit inilah yang kemudian menimbulkan
piutang bagi perusahaan. Syarat
penjualan secara kredit mencakup tiga unsur yang berbeda, yaitu: jangka waktu
kredit, potongan tunai, serta jenis kredit.
Faktor yang mempengaruhi kebijakan kredit, yaitu Efek kebijakan kredit
dan Informasi kredit. Lima
faktor sebagai bahan pertimbangan perusahaan memberikan kredit terhadap
pelanggannya, yaitu Character, Capacity, Capital, Collatera,
Conditions.
Kebijakan pengumpulan piutang mencakup pemantauan piutang dan
memperoleh pembayaran atas piutang.
1.
Faktor yang mempengaruhi besarnya piutang
yakni sebagai berikut:
a. Jumlah besar
atau kecilnya penjualan kredit
b. Syarat
pembayaran penjulan kredit
c. Ketentuan batas
jumlah kredit
d. Kebijaksaan
pengumpulan piutang
e. Kebiasaan
membayar para pelanggan
f. Jangka waktu
kredit
2.
Dalam menentukan langkah-langkah preventif, perusahaan harus mengacu
pada hal-hal seperti dibawah ini:
a. Menentukan
besarnya resiko
b. Penyelidikan
kemampuan pelanggan
c. Mengadakan
klasifikasi langganan
d. Mengadakan
seleksi para pelanggan
3.
Piutang sebagai elemen dari modal kerja selalu dalam keadaan
“berputar”. Makin lama syarat pembayaran, maka makin lama modal terikta pada
piutang (receivables turnover)
sehingga tingkat perputaran piutang makin rendah.
4.
Hubungan penjualan kredit dengan perputaran kas, yakni perputaran kas
masuk (cash inflow turnover), karena
penjualan kredit (credit sales) direncanakan
dengan “budget pengumpulan piutang” (receivables
collection budget).
DAFTAR
PUSTAKA
Ervita, Safitri & Abdul Aziz, Manajemen
Keuangan. Palembang: Citra Books, 2013.
Musthafa. Manajemen Keuanga. Yogyakarta: Andi
Offset. 2017.
Sudana, Made. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik.
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2015.
Sudarmo, Gito, Manajemen Keuangan Edisi
ke-2, Yogyakarta:BPFE UGM, 1998.
Syamsuddin, Lukman, Manajemen Keuangan
Perusahaan (edisi ke-5), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.
[1] I Made Sudana, Manajemen Keuangan
Perusahaan Teori dan Praktik, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2015), 252.
[2] I
Made Sudana, Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2015), 252.
[3]Ibid.,
254-256.
[4]
Ibid., 257.
[5]
Musthafa, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2017), hlm.37-39
[6]
Musthafa, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2017), hlm.39-40
[7]
Musthafa, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2017), hlm. 41-42.
[8]
Musthafa, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2017), hlm. 42-43
[9]
Musthafa, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta:
Andi Offset, 2017), hlm.43-45
Tidak ada komentar:
Posting Komentar