Rabu, 19 Desember 2018

Makalah Kewirausahaan: Transformasi, Inovasi dan Kreativitas Kewirausahaan

RESUME
TRANSFORMASI KEWIRAUSAHAAN, TEORI INOVASI DAN KREATIVITAS
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:
KEWIRAUSAHAAN
Dosen Pengampu:
Ahmad Yani, SE., MM.
Disusun oleh:
                        Retno Sulistiyani                                             931335515
Eka Susanti                                                     931335715
Herwanto Malaizky                                        931353115
Ganda Yulida Trisakti P                                 931325815

KELAS: I
FAKULTAS SYARI’AH
JURUSAN EKONOMI SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2018

Transformasi Kewirausahaan, Teori Inovasi dan Kreativitas

A.    Transformasi Kewirausahaan
Ø Ada 4 (empat) jenis tahapan proses transformasi dalam entrepreneurship, yaitu :
1.    Transformasi pola fikir (mindset) dan paradigma (paradigma), yaitu sebuah transformasi pemikiran, sikap, motif, semangat, dan karakter yang lama untuk berubah menjadi seseorang yang berpikiran sama dengan seorang entrepreneur yang cerdas.
2.    Transformasi cara berpikir yang lama untuk berubah dari kebiasaan yang selalu menggunakan logika ke pola pikir kreatif dalam menemukan inspirasi, ide, dan peluang bisnis.
3.    Transformasi entrepreneurial dari bersikap sebagai entrepreneur (owner) menjadi manajer pengelola bisnis (intrapreneur atau entrepreneurial organization) yang profesional.
4.    Transformasi entrepreneurial dari pola fikir owner ke pola pikir sebagai investor. Setelah seorang pebisnis itu sukses, pola pikirnya berkembang ingin menjadi seorang investor untuk mengembangkan bisnisnya melalui ekspansi bisnis, membeli bisnis, meng-Franchise-kan bisnis.

Ø Faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk memilih jalur entrepreneurship sebagai jalan hidupnya, yaitu:
1.    Faktor Individual/Personal
2.    Suasana Kerja
3.    Tingkat Pendidikan
4.    Personality (Kepribadian)
5.    Prestasi Pendidikan
6.    Dorongan Keluarga
7.    Lingkungan dan Pergaulan
8.    Ingin lebih dihargai atau self-esteem

Ø Lima alasan orang tidak ingin menjadi wirausahawan
1.    Tidak mempunyai pengalaman.
2.    Tidak mempunyai modal.
3.    Tidak mempunyai keberanian untuk memutuskan.
4.    Tidak ada orang yang menuntun untuk menjadi wirausahawan.
5.    Takut keluar dari “zona nyaman”.

Ø  Tingkatan kemampuan kewirausahaan seseorang dibagi menjadi 5 tingkat, yaitu:
1.      Tingkat kemampuan dalam menghadapi rasa takut kecil sekali, orang menyebutnya risk averter. Ciri-cirinya adalah:
a.       Senang mempertahankan rasa kenyamanan.
b.      Selalu melihat kesulitan didepan mata bukan kemampuannya.
c.       Melihat risiko dengan rasa takut atau bersifat risk phobia.
d.      Pemalas dan enggan bekerja keras.
e.       Berusaha menutupi rasa takutnya.
Orang tipe risk averter ini lebih senang memilih situasi yang menganggur, tidak ada pekerjaan yang berat, bekerja dengan hasil yang instan, tidak mau menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk meraih hasil yang lebih baik.

2.      Tingkat kemampuan dalam menghadapi rasa takut ada, dan ia selalu menggunakan pengetahuannya untuk bekerja lebih baik lagi. Tingkat ini disebut comfort risk calculation taker (orang yang selalu menghitung risiko yang terjadi harus lebih kecil dari keuntungan yang ia peroleh). Ciri-cirinya adalah:
a.       Senang bekerja tetapi yang nyaman dan aman.
b.      Mengedepankan keuntungan terlebih dahulu daripada kerugian. Padahal belum tentu demikian.
c.       Tidak berpandangan jauh dan melihat masa lalu sebagai acuan untuk berpikir saat ini (past oriented).
d.      Berpikir selalu realistis (kenyataan), bukan futuristis (masa depan), sehingga bukan tipe orang yang visioner.
Orang tipe ini lebih senang mencari kerja yang terkadang mempunyai risiko di-PHK tetapi dia berkata lebih aman bekerja daripada berwirausaha, mencari kerja sebagai pegawai yang ada tunjangan pensiunnya, walau dimasa mendatang nilainya sudah tidak berarti lagi untuk kehidupannya, berpikir ‘cukup’ (menerima apa adanya) tetapi tidak ada kemampuan berpikir untuk mencari sesuatu yang lebih baik.

3.      Tingkat kemampuan kewirausahaan dalam menghadapi rasa takutnya lebih tinggi, dan ia memiliki keberanian untuk menanggung atau mengatasi risiko kegagalan. Ciri-cirinya adalah:
a.       Berani mengambil keputusan untuk berwirausaha bila ia mampu melakukannya berdasarkan keahlian, pengalaman, dan pengetahuannya (latar belakang pendidikan).
b.      Ia selalu bekerja secara individu dalam mengelola usahanya dan mengambil keputusan.
c.       Bisnis dan usahanya tidak atau belum dikelola secara organisasional.
d.      Usahanya sangat dipengaruhi oleh waktunya sendiri.
e.       Memiliki pandangan jauh kedepan.
f.       Sudah bisa bekerja secara kontinu.
g.      Ingin menjadi ‘bos’ bagi dirinya sendiri.
h.      Masih berpikir realistis.
Oleh sebab itu, seseorang pada tingkatan kewirausahaan ini sering diebut individual entrepreneur atau wirausahawan mandiri. Orang juga sering menyebutnya sebagai self bussinessman.

4.      Tingkat kemampuan kewirausahaan dalam menghadapi rasa takut lebih kompleks, khususnya dalam hal memperhitungkan, mengendalikan, mengatasi, dan menanggung risiko kegagalan usahanya dibanding dengan ketiga tingkatan di atas. Ciri-cirinya adalah:
a.       Mengambil keputusan dari berbagai sisi, risiko, informasi, dan kondisi untuk suatu nilai (value) yang lebih optimal dan tepat, bukan karena minimal saja.
b.      Ada unsur visioner, yang sering tidak terlihat dari keputusan yang ia ambil.
c.       Mempunyai mimpi dan orientasi bisnis berskala besar atau skala industri (will organized).
d.      Naluri (instinct) bisnisnya kuat dengan didukung oleh kekuatan intuisi yang diambil berdasarkan pengalaman yang ia miliki, informasi, kejadian sebelumnya, pengetahuan yang ia punyai, visualisasi dan imajinasinya yang begitu kuat sekali.
e.       Kesempurnaan adalah target utamanya.
f.       Tidak suka menyerah dan berpuas diri.
                                                                      
5.      Tingkat kemampuan kewirausahaan dalam menghadapi rasa takutnya lebih sangat tinggi­, artinya dalam hal mengatasi rasa takut akan kegagalan yang cukup besar, ia cenderung mengambil keputusan menggunakan intuisinya yang kuat sekali, bahkan bisa cenderung sedikit mengadu keberuntungan. Tingkat ini dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu:
a.       Tingkat risk taker yang lebih realistis dan analitis. Sering juga disebut sebagai INVESTOR atau penanam modal yang memang menjadi wirausahawan dengan tujuan untuk memiliki saham (kepemilikan perusahaan) atas sebuah perusahaan dalam jumlah tertentu.
b.      Tingkat risk taker yang bersifat intuisi dan menggunakan perasaannya (feeling) semata. Ini disebut gambler atau berjudi, tetapi jenis ini tidak masuk kategori tingkat kewirausahaan seseorang karena tidak bersifat bisnis dan lebih mengarah pada hobi saja.
Kunci sukses dalam berwirausaha:
1.      Kemampuan – ability and knowledge
2.      Keterampilan – (keahlian) – skill
3.      Kreativitas – creativity
4.      Keteguhan hati (keyakinan diri)
5.      Keberuntungan

Ø  Mitos Yang Salah Tentang Kewirausahaan
Mitos-mitos yang salah tentang entrepreneurship, sehingga kita tidak menirunya.
1.        Entrepreneur yang sukses itu karena guratan nasib (jalan hidup)
Banyak orang tidak berani menjadi seorang pengusaha (entrepreneur) hanya karena dirinya percaya pada perkataan orang, yaitu bahwa menjadi seorang pengusaha adalah bukan jalan hidupnya atau bukan takdirnya.
2.      Entrepreneur bersifat keturunan
Sebagian orang berfikir bahwa menjadi wirausahawan itu adalah karena faktor keturunan. Itu salah! Orang-orang yang berpikir seperti ini melihat bahwa mereka bisa menjadi entrepreneur karena orang-orang di sekitar mereka berpendapat bahwa orang-orang yang sukses menjadi entrepreneur itu meruakan anak atau cucu dari seorang entrepreneur juga, dan bisnis yang mereka geluti pun sama.
3.        Menjadi entrepreneur setelah ada peluang yang bagus
Sering juga mitos ini menghantui orang yang sebenarnya ingin menjadi entrepreneur. Mereka menunggu adanya suatu peluang untuk memulai suatu bisnis dan terus menunggu.
4.      Entrepreneur yang sukses itu karena punya modal besar
Banyak jenis modal yang dibutuhkan oleh seorang entrepreneur untuk sukses. Namun, modal uang itu bukan satu-satunya faktor utama yang membuat seorang entrepreneur itu sukses.
5.        Menjadi entrepreneur itu karena bakat dan tidak bisa dipelajari
Ingatlah bahwa menjadi seorang entrepreneur itu juga bisa dipelajari dan dikembangkan, asalkan kita punya tekad dan pedoman untuk meraihnya.

Ø  Cara Mengatasi Ketakutan Dalam Berwirausaha
1.        Masuklah ke “mata hati ketakutan” itu sendiri, dengan meningkatkan kekuatan atau kemampuan anda untuk mengatasi risiko yang akan .
2.        Urailah dari risiko yang paling kecil sampai yang paling besar, kemudian sampai batas mana kekuatan dan kemamuan Anda yang bisa Anda tanggulangi.
3.        Manusia tetaplah manusia. Ia mempunyai rasa dan keterbatasan. Jadi, Anda tidak boleh melangkah tanpa mengetahui apa risiko dari ketakutan yang bakal terjadi atau menimpa Anda.
4.        Berhenti menginginkan untuk menghindari ketakutan itu.
5.        Buat hasil dari ketakutan tersebut menjadi tidak berarti jika Anda tidak berkepentingan dengan hasil dari suatu keadaan, maka anda tidak akan merasa takut.
6.        Ubahlah rasa ketakutan Anda menjadi kekuatan yang positif.

Ø  Yang dapat dijadikan Sebagai Modal Usaha
1.      Pengalaman Anda
Modal yang paling penting adalah pengalaman Anda. Ini bisa digunakan sebagai titik sentral Anda di dalam menentukan jenis usaha yang akan Anda geluti.
2.        Knowledge (pengetahuan Anda)
Orang tanpa pengetahuan itu ibarat benda mati, tanpa “jiwa”.
3.      Skill (keahlian Anda) = kebiasaan + pengetahuan
4.      Keberanian (kemampuan Anda untuk mengatasi rasa takut)
5.      Konsep bisnis Anda (bila tidak ada, coba pelajari terlebih dahulu). Konsep bisnis itu seperti kompas bagi sebuah kapal yang ingin berlayar.
6.      Networking Anda (jaringan relasi): apakah Anda tak punya teman?
Sekalipun anda tidak bermodal uang yang cukup, tetapi bila Anda mempunyai modal network (relationship) yang “oke”, maka itu akan menjadi modal yang lebih baik daripada sekedar modal uang.
7.      Spiritual support (gairah dan semangat
8.      Kreativitas dan inovasi: cobalah Anda lebih dan pelajari caranya
9.      Equity (uang/asset)
10.  Keberuntungan (lucky)

Ø  Level dari entrepreneur, yaitu:
1.    Level “zero”—unemployee : risiko yang paling minimal (zero risk atau risk free) serta manfaat yang juga zero
2.    Level 1—employee (little risk): Mempunyai visi jauh ke depan, pasti ia akan meningkatkan level entrepreneur-nya ke level di atasnya, yaitu self-employee.
3.    Level 2—self-business (self-employee): seorang pengusaha memiliki visi yang tidak ingin diatur, ia tidak mudah puas diri, dan seorang high achiever.
4.    Level 3—businessman (business owner): Pada level ini, bisnisman sedikit memiliki jiwa challenging” yang kuat, sehingga dia ingin benar-benar menjadi bos dari sebuah tim atau sistem. Ia lebih komplet dan mendekati perfect organization leader dari suatu unit usaha.
5.    Level 4—investor (truly speculative businessman): pada level ini, faktor kalkulasi yang spekulatif untuk menentukan bisnisnya, tetapi penuh dengan perhitungan (professional) atau menjurus ke gambling (gambler).

Ø  Tahapan-tahapan yang telah dilakukan oleh orang yang telah sukses menjadi seorang wirausahawan adalah sebagai berikut:
1.      Tahapan tingkat pertama: proses mengenal, memahami dan mengerti kewirausahaan
Yaitu untuk mengetahui tujuan, maksud, dan manfaatnya bagi individu, lingkungan, dan negara, berorientasi pada pola pikir orang yang sukses dalam bisnis, belajar lebih dalam tentang kewirausahaan.
2.    Tahapan tingkat kedua: Mempersiapkan Diri dan Merencanakan Bisnis
Tahapan ini merupakan sebuah tahapan di mana seseorang sudah mempunyai kunci kewirausahaan, membuka pintu kewirausahan, dan masuk ke dalam dunia kewirausahaan yang semuanya baru, berisiko, dan tidaklah mudah. Tahap mempersiapkan diri menjadi seorang wirausahawan ini mencakup 4 tahapan penting, yaitu:
1)   Tahap mengenal diri, untuk menemukan asal peluang bisnis.
2)   Mempelajari teori peluang, dengan cara berpikir kreatif untuk menemukan inspirasi bisnis.
3)   Menganalisa dan memanfaatkan inspirasi bisnis, untuk dijadikan alternatif-alternatif peluang bisnis.
4)   Mengubah dan menentukan alternatif–alternatif peluang menjadi sebuah bisnis.

3.      Memulai, Menjalankan, Mengelola, dan Mengembangkan Bisnis
Memulai bisnis itu harus sama baiknya dengan saat mempersiapkan dan merencanakan bisnis, karena memulai bisnis itu berarti menjalankan rencana sesuai dengan rencana bisnis (bussiness plan).

B.       Teori Inovasi dan Kreativitas
Ø  Dasar-dasar Pemikiran Kreatif
Berpikir kretif harus memiliki dasar pola pikir kreatif. Hal ini membantu memecahkan permasalahan-permasalahan guna menemukan solusinya. Kegunaan pola pikir kreatif itu adalah:
1.    Menemukan gagasan, ide, peluang, dan inspirasi baru.
2.    Mengubah masalah atau kesulitan dan kegagalan menjadi sebuah pemikiran yang cemerlang untuk langkah selanjutnya.
3.    Menemukan solusi yang inovatif.
4.    Menemukan suatu kejadian yang belum pernah dialami.
5.    Menemukan teknologi baru.
6.    Mengubah keterbatasan yang ada sebelumnya menjadi sebuah kekuatan atau keunggulan.

Ø  Kreativitas adalah Kunci Sukses dalam Bisnis
Kreativitas itu muncul dari orang yang sering menggunakan otak kanannya, karena kecenderungannya untuk ingin berpikir, terampil, berorientasi yang berbeda dari orang lain. Kreativitas adalah:
1.    Bukanlah semata-mata memecahkan masalah, tetapi menciptakan sesuatu yang lebih baik, orisinil, dan pemecahan masalah yang kreatif.
2.    Cara mengoptimalkan dan menggunakan pengetahuan untuk mengatasi masalah yang belum ada jawaban yang pasti.
3.    Kemampuan utama dan dasar menjadi wirausahawan yang sukses.
4.    Cara untuk menghasilkan kesuksesan dengan penciptaan ide, gagasan serta memunculkan sebuah inspirasi yang brilian.
5.    Tidak bisa ditiru, atau dipaksakan pada orang lain tetapi bisa dipelajari dan dilatih.
6.    Menggunakan cara yang berbeda dan lain dari yang orang lain lakukan.
7.    Kunci untuk merancang desain produk baru dan munculnya teknologi baru.
8.    Tanpa kreativitas berarti tidak ada penemuan.

Ø  Cara membangkitkan dan mempelajari pemikiran kreatif
a.       Mulai berimajinasi dan terus berimajinasi.
b.      Berpikir berbeda dari orang lain.
c.       Belajar berpikir optimis, bukan berpikir pesimis dalam menghadapi masalah yang belum bisa terjawab.
d.      Selalu mebuat konsep, seperti sketsa dalam sebuah perencanaan dan ide.
e.       Berpikir, melihat, dan memvisualisasikan hal dari segala aspek.
f.       Berpikir lebih detail, maka akan ditemukan suatu hal yang lain.
g.      Melihat suatu produk, hal, atau gambar lebih lama dari biasanya untuk menemukan perbedaan.
h.      Amati perubahan-perubahan yang terjadi.
i.        Gabungkanlah pengetahuan, pengalaman, informasi-informasi yang baru, dan kejadian-kejadian yang dialami untuk dibuat dan diolah menjadi alat dalam memecahkan masalah yang belum terjadi.
j.        Selalu berpikir bahwa barang, perubahan, produk, atau hal yang dilihat itu belum sempurna. Masih bisa disempurnakan lagi untuk dijadikan inspirasi dan peluang bisnis.

Ø  Prinsip-prinsip Berpikir Kreatif
Prinsip Pertama, Pola pikir kreatif diawali dari teori ketidak sempurnaan. Teori kreativitas itu berlandaskan suatu filosofi “from nothing to get or create something”. Jadi, dari sesuatu yang tidak ada, kita bisa menciptakan sesuatu yang bernilai karena kita tahu bahwa hal itu lebih valuable atau diinginkan oleh pasar saat ini.
Ada tujuh prinsip didalam pada pola pikir kreatif yaitu:
1.      Posisikan diri anda berbeda dengan yang lain
2.      The innovation theory: think differently dari nothing to give a spectacular result
3.      Think more detail: berpikir lebih detail daripada yang lain dan biasanya
4.      Have a perfect result: Berpikirlah bahwa apa yang ingin anda capai iu sempurna dan tidak mungkin terlampaui oleh yang lain
5.      Berpikirlah: There must to be a solution, bahwa apapun kesulitannya pasti ada jalan keluarnya
6.      Kesulitan dan inspirasi itu saling meletakkan diri, satu didepan dan yang lain dibelakangnya
7.      Knowledge only 1% imagination 99%:Sebagian besar penemu dunia memiliki pola pikir imajinasi yang kuat.
Prinsip Kedua, Bisnis yang isi tetapi kosong, dan kosong tetapi isi.
Bisnis itu pada hakikatnya merebut pasar, baik dalam menciptakan prduk, membuat inovasi, meningkatkan atribut produk dan permintaan seseorang akan prduk tersebut atau sebaliknya sehingga akan terjadi kesempurnaan atau yang disebut equilibrium position (balance). Kondisi ini disebut pasar telah diisi dengan sempurna. Namun bagi sang invator dan kreator, pasar yang berisi juga dapat dilihat tidak sempurna. Mereka berpikir ada kekosongan permintaan karena sebagian besar sebenarnya belumlah sempurna.
Prinsip Ketiga,  Think differently with oppstie position
Prinsipnya ialah Start from different posotion. Seorang kreator ulung atau penemu-penemu dunia pasti mempunyai iris mata atau pandangan yang berbeda dibandingkan orang lain. Mereka selalu menempatkan diri mereka pada posisi yang berbeda dengan banyak orang. Ciri-ciri orang yang seperti ini adalah tidak puas diri, pantang menyerah, dan berpikir melawan arah atau yang lebih dikenal dengan kata think differently.
Prinsip Keempat, Think More Detail
Untuk memperkuat konsep kreativitas, perlu diketahui bahwa dalam innovation theory terkandung prinsip think more detail yaitu sebagai berikut:
1.      Ubahlah pola kebiasaan Anda, misalnya jika kehidupan sehari-hari anda melihat sesuatu yang biasanya begini maka ubahlah menjadi suatu kebiasaan yang baru
2.      Didalam melihat, janganlah secara visual tetapi secara detailnya. Misalnya ketika anda melihat lukisan cbalah melihat coretan-coretannya, guratan sapuan kuasnya, dan pancaran warnanya maka anda menemukan sisi yang menarik
3.      Amatilah film bukan dari tokohnya melainkan dari pendukung dari sisi figurannya misalnya dari editig, sudut pengambilan, kamera, teknik pengambilan dan lain-lain.
4.      Kunjungilah tempat, toko, pameran dagang, event, atau eksibisi. Jangan lihat ramainya, bisingnya, hebatnya atau secara visualnya. Cobalah untuk berpikir, apa yang ia atawarkan, industri apa yang baru,  prduk baru, inovasi baru, pasar dan pemain baru.
Prinsip Kelima, Have a perfect result
Prinsip kelima ini dapat membuat anda bekerja lebih giat dan dituntut untuk lebih dari sekedar puas, karena anda tidak mengenal hasil yang biasa-biasa saja dan tidak cepat puas diri.
Prinsip Keenam, There must be a solution
Prinsip ini hampir sama dengan sebelumnya, hanya berbeda pada hasil akhirtnya. Prinsip ini hanya berpikir untuk mencari solusinya saja, sedangkan yang sebelumnya adalah kesempurnaan hasilnya.
Prinsip Ketujuh, Kesulitan dan inspirasi itu saling melekat satu dengan yang lain
Jika disatu sisi itu adalah suatu kesulitan, maka disisi lain hal itu adalah inspirasi atau peluang dan anda bisa memenuhinya atau mewujudkannya sebagai ide bisnis. Misalnya disaat muncul pesaing yang potensial bagi produk yang disaingi itu adalah kesulitan, tetapi bagi yang menyaingi itu adalah peluang
Prinsip Kedelapan, Pengetahuan adalah alat, imajinasi adalah cara untuk menemukan inspirasi (knowlwdge 1% imagination 99%)
Kreativitas itu tidak akan didapatkan bila anda tidak berimajinasi. Sebab, imajinasi yang membuat anda berpikir dan berangan-angan serta mencoba untuk mereka-reka untuk mencari solusi dan menemukan ide pemecahannya.

Ø  Faktor-faktor pendukung keberhasilan inovasi
1.      Harus berorientasi pasar
2.      Mampu meningkatkan nilai tambahan perusahaan
3.      Punya unsur efisiensi dan efektivitas
4.      Harus sejalan dengan visi dan misi perusahaan
5.      Harus dapat ditingkatkan lagi
Ø  Beberapa sumber yang dapat mendorong terjadinya inovasi
1.      Perbedaan (gap) antara permintaan dan penawaran
2.      Penciptaan permintaan karena kecenderungan (trend)
3.      Adanya perubahan (eknomi, teknologi, sosial dan lain-lain
4.      Masalah yang belum terpecahkan dalam jangka waktu lama
5.      Inovasi yang ditunjukkan untuk mengganti inovasi produknya sendiri
Ø  Jenis-jenis inovasi yang sering digunakan leh wirausahawan
1.      Inovasi produk (isinya: rasa, kualitas, kemasan: pembungkus, tulisan, warna, sistem buka tutupnya, bentuknya, dan lain-lain)
2.      Inovasi marketing (cara menjual, mendistribusikn, memasarkan, mengiklankan, menciptakan permintaan, dan lain-lain)
3.      Inovasi Proses ( proses penciptaan produk, proses produksi, proses teknologi pengemasan, proses riset dan pengembngan, serta proses menciptakan mesin baru)
4.      Inovasi teknikal ( teknik desain, teknik pengawasannya, teknik pengerjaannya)
5.      Inovasi administrasi ( penyimpanan data, pembuatan dan pengumpulan data)
Maka dari itu, benar sekali jika inovasi adalah tiang utama penyangga pertumbuhan pasar dan mempertahankan pasar agar usaha tetpa hidup. Tetapi inovasi berawal dari sebuah semangat wirausahawan yang tidak mau menjadi wirausahawan biasa-biasa saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Kewirausahaan: Transformasi, Inovasi dan Kreativitas Kewirausahaan

RESUME TRANSFORMASI KEWIRAUSAHAAN, TEORI INOVASI DAN KREATIVITAS Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: KEWIRAUSAHAAN Dosen Peng...