RESUME
TRANSFORMASI
KEWIRAUSAHAAN, TEORI INOVASI DAN KREATIVITAS
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah:
KEWIRAUSAHAAN
Dosen
Pengampu:
Ahmad Yani, SE., MM.
Disusun
oleh:
Retno Sulistiyani 931335515
Eka Susanti 931335715
Herwanto Malaizky 931353115
Ganda Yulida Trisakti P 931325815
KELAS: I
FAKULTAS SYARI’AH
JURUSAN
EKONOMI SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2018
Transformasi
Kewirausahaan, Teori Inovasi dan Kreativitas
A.
Transformasi
Kewirausahaan
Ø
Ada 4 (empat) jenis tahapan proses transformasi
dalam entrepreneurship, yaitu :
1.
Transformasi pola fikir (mindset) dan
paradigma (paradigma), yaitu sebuah transformasi pemikiran, sikap,
motif, semangat, dan karakter yang lama untuk berubah menjadi seseorang yang
berpikiran sama dengan seorang entrepreneur yang cerdas.
2.
Transformasi cara berpikir yang lama untuk
berubah dari kebiasaan yang selalu menggunakan logika ke pola pikir kreatif
dalam menemukan inspirasi, ide, dan peluang bisnis.
3.
Transformasi entrepreneurial dari
bersikap sebagai entrepreneur (owner) menjadi manajer pengelola bisnis (intrapreneur
atau entrepreneurial organization) yang profesional.
4.
Transformasi entrepreneurial dari pola
fikir owner ke pola pikir sebagai investor. Setelah seorang pebisnis itu
sukses, pola pikirnya berkembang ingin menjadi seorang investor untuk
mengembangkan bisnisnya melalui ekspansi bisnis, membeli bisnis, meng-Franchise-kan
bisnis.
Ø Faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang
untuk memilih jalur entrepreneurship sebagai jalan hidupnya, yaitu:
1.
Faktor Individual/Personal
2.
Suasana Kerja
3.
Tingkat Pendidikan
4.
Personality (Kepribadian)
5.
Prestasi Pendidikan
6.
Dorongan Keluarga
7.
Lingkungan dan Pergaulan
8.
Ingin lebih dihargai atau self-esteem
Ø Lima alasan orang tidak ingin menjadi
wirausahawan
1.
Tidak mempunyai pengalaman.
2.
Tidak mempunyai modal.
3.
Tidak mempunyai keberanian untuk memutuskan.
4.
Tidak ada orang yang menuntun untuk menjadi
wirausahawan.
5.
Takut keluar dari “zona nyaman”.
Ø Tingkatan kemampuan kewirausahaan seseorang
dibagi menjadi 5 tingkat, yaitu:
1. Tingkat
kemampuan dalam menghadapi rasa takut kecil sekali, orang menyebutnya risk
averter. Ciri-cirinya adalah:
a. Senang mempertahankan
rasa kenyamanan.
b. Selalu
melihat kesulitan didepan mata bukan kemampuannya.
c. Melihat
risiko dengan rasa takut atau bersifat risk phobia.
d. Pemalas
dan enggan bekerja keras.
e. Berusaha
menutupi rasa takutnya.
Orang tipe risk averter ini lebih senang
memilih situasi yang menganggur, tidak ada pekerjaan yang berat, bekerja dengan
hasil yang instan, tidak mau menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk
meraih hasil yang lebih baik.
2. Tingkat
kemampuan dalam menghadapi rasa takut ada, dan ia selalu menggunakan
pengetahuannya untuk bekerja lebih baik lagi. Tingkat ini disebut comfort
risk calculation taker (orang yang selalu menghitung risiko yang terjadi
harus lebih kecil dari keuntungan yang ia peroleh). Ciri-cirinya adalah:
a. Senang
bekerja tetapi yang nyaman dan aman.
b. Mengedepankan
keuntungan terlebih dahulu daripada kerugian. Padahal belum tentu demikian.
c. Tidak
berpandangan jauh dan melihat masa lalu sebagai acuan untuk berpikir saat ini (past
oriented).
d. Berpikir
selalu realistis (kenyataan), bukan futuristis (masa depan), sehingga bukan
tipe orang yang visioner.
Orang tipe ini lebih senang mencari kerja yang
terkadang mempunyai risiko di-PHK tetapi dia berkata lebih aman bekerja
daripada berwirausaha, mencari kerja sebagai pegawai yang ada tunjangan
pensiunnya, walau dimasa mendatang nilainya sudah tidak berarti lagi untuk
kehidupannya, berpikir ‘cukup’ (menerima apa adanya) tetapi tidak ada kemampuan
berpikir untuk mencari sesuatu yang lebih baik.
3. Tingkat
kemampuan kewirausahaan dalam menghadapi rasa takutnya lebih tinggi, dan ia
memiliki keberanian untuk menanggung atau mengatasi risiko kegagalan.
Ciri-cirinya adalah:
a. Berani
mengambil keputusan untuk berwirausaha bila ia mampu melakukannya berdasarkan
keahlian, pengalaman, dan pengetahuannya (latar belakang pendidikan).
b. Ia
selalu bekerja secara individu dalam mengelola usahanya dan mengambil
keputusan.
c. Bisnis
dan usahanya tidak atau belum dikelola secara organisasional.
d. Usahanya
sangat dipengaruhi oleh waktunya sendiri.
e. Memiliki
pandangan jauh kedepan.
f. Sudah
bisa bekerja secara kontinu.
g. Ingin
menjadi ‘bos’ bagi dirinya sendiri.
h. Masih
berpikir realistis.
Oleh sebab itu, seseorang pada tingkatan
kewirausahaan ini sering diebut individual entrepreneur atau
wirausahawan mandiri. Orang juga sering menyebutnya sebagai self
bussinessman.
4. Tingkat
kemampuan kewirausahaan dalam menghadapi rasa takut lebih kompleks, khususnya
dalam hal memperhitungkan, mengendalikan, mengatasi, dan menanggung risiko
kegagalan usahanya dibanding dengan ketiga tingkatan di atas. Ciri-cirinya
adalah:
a. Mengambil
keputusan dari berbagai sisi, risiko, informasi, dan kondisi untuk suatu nilai (value)
yang lebih optimal dan tepat, bukan karena minimal saja.
b. Ada
unsur visioner, yang sering tidak terlihat dari keputusan yang ia ambil.
c. Mempunyai
mimpi dan orientasi bisnis berskala besar atau skala industri (will
organized).
d. Naluri (instinct)
bisnisnya kuat dengan didukung oleh kekuatan intuisi yang diambil berdasarkan
pengalaman yang ia miliki, informasi, kejadian sebelumnya, pengetahuan yang ia
punyai, visualisasi dan imajinasinya yang begitu kuat sekali.
e. Kesempurnaan
adalah target utamanya.
f. Tidak
suka menyerah dan berpuas diri.
5. Tingkat
kemampuan kewirausahaan dalam menghadapi rasa takutnya lebih sangat tinggi,
artinya dalam hal mengatasi rasa takut akan kegagalan yang cukup besar, ia
cenderung mengambil keputusan menggunakan intuisinya yang kuat sekali, bahkan
bisa cenderung sedikit mengadu keberuntungan. Tingkat ini dikelompokkan menjadi
2 jenis, yaitu:
a. Tingkat risk
taker yang lebih realistis dan analitis. Sering juga disebut sebagai
INVESTOR atau penanam modal yang memang menjadi wirausahawan dengan tujuan
untuk memiliki saham (kepemilikan perusahaan) atas sebuah perusahaan dalam
jumlah tertentu.
b. Tingkat risk
taker yang bersifat intuisi dan menggunakan perasaannya (feeling)
semata. Ini disebut gambler atau berjudi, tetapi jenis ini tidak masuk
kategori tingkat kewirausahaan seseorang karena tidak bersifat bisnis dan lebih
mengarah pada hobi saja.
Kunci sukses dalam berwirausaha:
1. Kemampuan
– ability and knowledge
2. Keterampilan
– (keahlian) – skill
3. Kreativitas
– creativity
4. Keteguhan
hati (keyakinan diri)
5. Keberuntungan
Ø
Mitos Yang Salah Tentang
Kewirausahaan
Mitos-mitos yang salah tentang entrepreneurship,
sehingga kita tidak menirunya.
1.
Entrepreneur yang
sukses itu karena guratan nasib (jalan hidup)
Banyak orang tidak berani menjadi seorang pengusaha
(entrepreneur) hanya karena dirinya percaya pada perkataan orang, yaitu
bahwa menjadi seorang pengusaha adalah bukan jalan hidupnya atau bukan
takdirnya.
2.
Entrepreneur bersifat
keturunan
Sebagian orang berfikir bahwa menjadi
wirausahawan itu adalah karena faktor keturunan. Itu salah! Orang-orang yang
berpikir seperti ini melihat bahwa mereka bisa menjadi entrepreneur
karena orang-orang di sekitar mereka berpendapat bahwa orang-orang yang sukses
menjadi entrepreneur itu meruakan anak atau cucu dari seorang entrepreneur
juga, dan bisnis yang mereka geluti pun sama.
3.
Menjadi entrepreneur setelah
ada peluang yang bagus
Sering juga mitos ini menghantui orang yang
sebenarnya ingin menjadi entrepreneur. Mereka menunggu adanya suatu
peluang untuk memulai suatu bisnis dan terus menunggu.
4.
Entrepreneur yang
sukses itu karena punya modal besar
Banyak jenis modal yang dibutuhkan oleh
seorang entrepreneur untuk sukses. Namun, modal uang itu bukan
satu-satunya faktor utama yang membuat seorang entrepreneur itu sukses.
5.
Menjadi entrepreneur itu
karena bakat dan tidak bisa dipelajari
Ingatlah bahwa menjadi seorang entrepreneur
itu juga bisa dipelajari dan dikembangkan, asalkan kita punya tekad dan
pedoman untuk meraihnya.
Ø Cara Mengatasi Ketakutan Dalam Berwirausaha
1.
Masuklah ke “mata hati
ketakutan” itu sendiri, dengan meningkatkan kekuatan atau kemampuan anda untuk
mengatasi risiko yang akan .
2.
Urailah dari risiko yang
paling kecil sampai yang paling besar, kemudian sampai batas mana
kekuatan dan kemamuan Anda yang bisa Anda tanggulangi.
3.
Manusia tetaplah manusia.
Ia mempunyai rasa dan keterbatasan. Jadi, Anda tidak boleh melangkah tanpa
mengetahui apa risiko dari ketakutan yang bakal terjadi atau menimpa Anda.
4.
Berhenti menginginkan untuk
menghindari ketakutan itu.
5.
Buat hasil dari ketakutan
tersebut menjadi tidak berarti jika Anda tidak berkepentingan dengan hasil dari
suatu keadaan, maka anda tidak akan merasa takut.
6.
Ubahlah rasa ketakutan Anda
menjadi kekuatan yang positif.
Ø Yang dapat dijadikan Sebagai Modal Usaha
1.
Pengalaman Anda
Modal yang paling penting adalah pengalaman
Anda. Ini bisa digunakan sebagai titik sentral Anda di dalam menentukan jenis
usaha yang akan Anda geluti.
2.
Knowledge
(pengetahuan Anda)
Orang tanpa pengetahuan itu ibarat benda
mati, tanpa “jiwa”.
3.
Skill (keahlian
Anda) = kebiasaan + pengetahuan
4.
Keberanian (kemampuan Anda
untuk mengatasi rasa takut)
5.
Konsep bisnis Anda (bila
tidak ada, coba pelajari terlebih dahulu). Konsep bisnis itu seperti kompas
bagi sebuah kapal yang ingin berlayar.
6.
Networking Anda
(jaringan relasi): apakah Anda tak punya teman?
Sekalipun anda tidak bermodal uang yang
cukup, tetapi bila Anda mempunyai modal network (relationship)
yang “oke”, maka itu akan menjadi modal yang lebih baik daripada sekedar modal
uang.
7.
Spiritual support (gairah
dan semangat
8.
Kreativitas dan inovasi:
cobalah Anda lebih dan pelajari caranya
9.
Equity (uang/asset)
10. Keberuntungan (lucky)
Ø Level dari entrepreneur, yaitu:
1.
Level “zero”—unemployee :
risiko yang paling minimal (zero risk atau risk free) serta
manfaat yang juga zero
2.
Level 1—employee (little
risk): Mempunyai visi jauh ke depan, pasti ia akan meningkatkan level entrepreneur-nya
ke level di atasnya, yaitu self-employee.
3.
Level 2—self-business (self-employee):
seorang pengusaha memiliki visi yang tidak ingin diatur, ia tidak mudah puas
diri, dan seorang high achiever.
4.
Level 3—businessman (business
owner): Pada level ini, bisnisman sedikit memiliki jiwa challenging”
yang kuat, sehingga dia ingin benar-benar menjadi bos dari sebuah tim atau
sistem. Ia lebih komplet dan mendekati perfect organization leader
dari suatu unit usaha.
5.
Level 4—investor (truly
speculative businessman): pada level ini, faktor kalkulasi yang spekulatif
untuk menentukan bisnisnya, tetapi penuh dengan perhitungan (professional) atau
menjurus ke gambling (gambler).
Ø Tahapan-tahapan yang telah dilakukan oleh orang yang telah
sukses menjadi seorang wirausahawan adalah sebagai berikut:
1.
Tahapan tingkat pertama:
proses mengenal, memahami dan mengerti kewirausahaan
Yaitu untuk mengetahui tujuan, maksud, dan manfaatnya
bagi individu, lingkungan, dan negara, berorientasi pada pola pikir orang yang
sukses dalam bisnis, belajar lebih dalam tentang kewirausahaan.
2.
Tahapan tingkat kedua: Mempersiapkan Diri dan
Merencanakan Bisnis
Tahapan ini merupakan sebuah tahapan di
mana seseorang sudah mempunyai kunci kewirausahaan, membuka pintu kewirausahan,
dan masuk ke dalam dunia kewirausahaan yang semuanya baru, berisiko, dan
tidaklah mudah. Tahap mempersiapkan
diri menjadi seorang wirausahawan ini mencakup 4 tahapan penting, yaitu:
1)
Tahap mengenal diri, untuk menemukan asal peluang
bisnis.
2)
Mempelajari teori peluang, dengan cara berpikir
kreatif untuk menemukan inspirasi bisnis.
3)
Menganalisa dan memanfaatkan inspirasi bisnis,
untuk dijadikan alternatif-alternatif peluang bisnis.
4)
Mengubah dan menentukan alternatif–alternatif
peluang menjadi sebuah bisnis.
3.
Memulai, Menjalankan, Mengelola, dan Mengembangkan
Bisnis
Memulai bisnis itu harus sama baiknya
dengan saat mempersiapkan dan merencanakan bisnis, karena memulai bisnis itu
berarti menjalankan rencana sesuai dengan rencana bisnis (bussiness plan).
B.
Teori Inovasi dan
Kreativitas
Ø Dasar-dasar
Pemikiran Kreatif
Berpikir kretif
harus memiliki dasar pola pikir kreatif. Hal ini membantu memecahkan
permasalahan-permasalahan guna menemukan solusinya. Kegunaan pola pikir kreatif
itu adalah:
1.
Menemukan gagasan, ide, peluang, dan inspirasi
baru.
2.
Mengubah masalah atau kesulitan dan kegagalan
menjadi sebuah pemikiran yang cemerlang untuk langkah selanjutnya.
3.
Menemukan solusi yang inovatif.
4.
Menemukan suatu kejadian yang belum pernah
dialami.
5.
Menemukan teknologi baru.
6.
Mengubah keterbatasan yang ada sebelumnya menjadi
sebuah kekuatan atau keunggulan.
Ø Kreativitas adalah
Kunci Sukses dalam Bisnis
Kreativitas itu muncul dari orang yang
sering menggunakan otak kanannya, karena kecenderungannya untuk ingin berpikir,
terampil, berorientasi yang berbeda dari orang lain. Kreativitas adalah:
1.
Bukanlah semata-mata memecahkan masalah, tetapi
menciptakan sesuatu yang lebih baik, orisinil, dan pemecahan masalah yang
kreatif.
2.
Cara mengoptimalkan dan menggunakan pengetahuan
untuk mengatasi masalah yang belum ada jawaban yang pasti.
3.
Kemampuan utama dan dasar menjadi wirausahawan
yang sukses.
4.
Cara untuk menghasilkan kesuksesan dengan
penciptaan ide, gagasan serta memunculkan sebuah inspirasi yang brilian.
5.
Tidak bisa ditiru, atau dipaksakan pada orang lain
tetapi bisa dipelajari dan dilatih.
6.
Menggunakan cara yang berbeda dan lain dari yang
orang lain lakukan.
7.
Kunci untuk merancang desain produk baru dan
munculnya teknologi baru.
8.
Tanpa kreativitas berarti tidak ada penemuan.
Ø Cara membangkitkan
dan mempelajari pemikiran kreatif
a.
Mulai berimajinasi dan terus berimajinasi.
b.
Berpikir berbeda dari orang lain.
c.
Belajar berpikir optimis, bukan berpikir pesimis
dalam menghadapi masalah yang belum bisa terjawab.
d.
Selalu mebuat konsep, seperti sketsa dalam sebuah
perencanaan dan ide.
e.
Berpikir, melihat, dan memvisualisasikan hal dari
segala aspek.
f.
Berpikir lebih detail, maka akan ditemukan suatu
hal yang lain.
g.
Melihat suatu produk, hal, atau gambar lebih lama
dari biasanya untuk menemukan perbedaan.
h.
Amati perubahan-perubahan yang terjadi.
i.
Gabungkanlah pengetahuan, pengalaman,
informasi-informasi yang baru, dan kejadian-kejadian yang dialami untuk dibuat
dan diolah menjadi alat dalam memecahkan masalah yang belum terjadi.
j.
Selalu berpikir bahwa barang, perubahan, produk,
atau hal yang dilihat itu belum sempurna. Masih bisa disempurnakan lagi untuk
dijadikan inspirasi dan peluang bisnis.
Ø Prinsip-prinsip Berpikir Kreatif
Prinsip Pertama, Pola
pikir kreatif diawali dari teori ketidak sempurnaan. Teori kreativitas itu
berlandaskan suatu filosofi “from nothing to get or create something”.
Jadi, dari sesuatu yang tidak ada, kita bisa menciptakan sesuatu yang bernilai
karena kita tahu bahwa hal itu lebih valuable atau diinginkan oleh pasar
saat ini.
Ada tujuh prinsip didalam pada pola pikir
kreatif yaitu:
1. Posisikan
diri anda berbeda dengan yang lain
2. The innovation theory: think differently dari nothing
to give a spectacular result
3. Think more detail: berpikir
lebih detail daripada yang lain dan biasanya
4. Have a perfect result: Berpikirlah
bahwa apa yang ingin anda capai iu sempurna dan tidak mungkin terlampaui oleh
yang lain
5. Berpikirlah:
There must to be a solution, bahwa apapun kesulitannya pasti ada jalan
keluarnya
6. Kesulitan
dan inspirasi itu saling meletakkan diri, satu didepan dan yang lain
dibelakangnya
7. Knowledge only 1% imagination 99%:Sebagian
besar penemu dunia memiliki pola pikir imajinasi yang kuat.
Prinsip Kedua, Bisnis
yang isi tetapi kosong, dan kosong tetapi isi.
Bisnis itu pada hakikatnya merebut pasar, baik
dalam menciptakan prduk, membuat inovasi, meningkatkan atribut produk dan
permintaan seseorang akan prduk tersebut atau sebaliknya sehingga akan terjadi
kesempurnaan atau yang disebut equilibrium position (balance). Kondisi
ini disebut pasar telah diisi dengan sempurna. Namun bagi sang invator dan
kreator, pasar yang berisi juga dapat dilihat tidak sempurna. Mereka berpikir
ada kekosongan permintaan karena sebagian besar sebenarnya belumlah sempurna.
Prinsip Ketiga,
Think differently with oppstie position
Prinsipnya ialah Start from different
posotion. Seorang kreator ulung atau penemu-penemu dunia pasti mempunyai
iris mata atau pandangan yang berbeda dibandingkan orang lain. Mereka selalu
menempatkan diri mereka pada posisi yang berbeda dengan banyak orang. Ciri-ciri
orang yang seperti ini adalah tidak puas diri, pantang menyerah, dan berpikir
melawan arah atau yang lebih dikenal dengan kata think differently.
Prinsip Keempat, Think
More Detail
Untuk memperkuat konsep kreativitas, perlu
diketahui bahwa dalam innovation theory terkandung prinsip think more
detail yaitu sebagai berikut:
1. Ubahlah
pola kebiasaan Anda, misalnya jika kehidupan sehari-hari anda melihat sesuatu
yang biasanya begini maka ubahlah menjadi suatu kebiasaan yang baru
2. Didalam
melihat, janganlah secara visual tetapi secara detailnya. Misalnya ketika anda
melihat lukisan cbalah melihat coretan-coretannya, guratan sapuan kuasnya, dan
pancaran warnanya maka anda menemukan sisi yang menarik
3. Amatilah
film bukan dari tokohnya melainkan dari pendukung dari sisi figurannya misalnya
dari editig, sudut pengambilan, kamera, teknik pengambilan dan lain-lain.
4. Kunjungilah
tempat, toko, pameran dagang, event, atau eksibisi. Jangan lihat ramainya,
bisingnya, hebatnya atau secara visualnya. Cobalah untuk berpikir, apa yang ia
atawarkan, industri apa yang baru, prduk
baru, inovasi baru, pasar dan pemain baru.
Prinsip Kelima, Have a
perfect result
Prinsip kelima ini dapat membuat anda bekerja
lebih giat dan dituntut untuk lebih dari sekedar puas, karena anda tidak
mengenal hasil yang biasa-biasa saja dan tidak cepat puas diri.
Prinsip Keenam, There
must be a solution
Prinsip ini hampir sama dengan sebelumnya,
hanya berbeda pada hasil akhirtnya. Prinsip ini hanya berpikir untuk mencari
solusinya saja, sedangkan yang sebelumnya adalah kesempurnaan hasilnya.
Prinsip Ketujuh, Kesulitan
dan inspirasi itu saling melekat satu dengan yang lain
Jika disatu sisi itu adalah suatu kesulitan,
maka disisi lain hal itu adalah inspirasi atau peluang dan anda bisa
memenuhinya atau mewujudkannya sebagai ide bisnis. Misalnya disaat muncul
pesaing yang potensial bagi produk yang disaingi itu adalah kesulitan, tetapi
bagi yang menyaingi itu adalah peluang
Prinsip Kedelapan, Pengetahuan
adalah alat, imajinasi adalah cara untuk menemukan inspirasi (knowlwdge 1%
imagination 99%)
Kreativitas itu tidak akan didapatkan bila anda
tidak berimajinasi. Sebab, imajinasi yang membuat anda berpikir dan
berangan-angan serta mencoba untuk mereka-reka untuk mencari solusi dan
menemukan ide pemecahannya.
Ø Faktor-faktor pendukung keberhasilan inovasi
1.
Harus berorientasi pasar
2.
Mampu meningkatkan nilai tambahan perusahaan
3.
Punya unsur efisiensi dan efektivitas
4.
Harus sejalan dengan visi dan misi perusahaan
5.
Harus dapat ditingkatkan lagi
Ø Beberapa sumber yang dapat mendorong terjadinya
inovasi
1.
Perbedaan (gap) antara permintaan dan penawaran
2.
Penciptaan permintaan karena kecenderungan (trend)
3.
Adanya perubahan (eknomi, teknologi, sosial dan
lain-lain
4.
Masalah yang belum terpecahkan dalam jangka
waktu lama
5.
Inovasi yang ditunjukkan untuk mengganti
inovasi produknya sendiri
Ø Jenis-jenis inovasi yang sering digunakan leh
wirausahawan
1.
Inovasi produk (isinya: rasa, kualitas,
kemasan: pembungkus, tulisan, warna, sistem buka tutupnya, bentuknya, dan
lain-lain)
2.
Inovasi marketing (cara menjual,
mendistribusikn, memasarkan, mengiklankan, menciptakan permintaan, dan
lain-lain)
3.
Inovasi Proses ( proses penciptaan produk,
proses produksi, proses teknologi pengemasan, proses riset dan pengembngan,
serta proses menciptakan mesin baru)
4.
Inovasi teknikal ( teknik desain, teknik
pengawasannya, teknik pengerjaannya)
5.
Inovasi administrasi ( penyimpanan data,
pembuatan dan pengumpulan data)
Maka dari itu, benar sekali jika inovasi adalah
tiang utama penyangga pertumbuhan pasar dan mempertahankan pasar agar usaha
tetpa hidup. Tetapi inovasi berawal dari sebuah semangat wirausahawan yang
tidak mau menjadi wirausahawan biasa-biasa saja.