RESUME
FENOMENOLOGI
Disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah
FILSAFAT UMUM
Dosen Pengampu :
H. Imam Masrur
M.Th.I,CHt,CI
Disusun oleh :
Nama NIM
Retno
Sulistiyani (931335515)
JURUSAN
SYARI’AH
PROGRAM
STUDI EKONOMI SYARI’AH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
KEDIRI
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan izin-Nyalah makalah
Filsafat Umum dengan judul “Fenomenologi”
dapat terselesaikan.
Keberhasilan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang
kepada:
1. Bapak H.
Imam Masrur M.Th.I,CHt,CI selaku dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Umum yang telah mencurahkan segalanya demi
kesempurnaan makalah ini.
2. Orang tua kami yang telah banyak mendukung kami.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Filsafat Umum dengan tujuan agar mahasiswa dan mahasiswi
memahami dan mengetahui materi dari makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan mengingat kemampuan dan pengetahuan kami masih sangat
terbatas. Untuk itu kami mengharap kritik dan saran demi kesempurnan
makalah ini.
Akhir kata dengan segala
puji bagi Allah SWT semoga makalah ini dapat menjadi manfaat bagi kita semua.
Kediri, 8 April 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................
i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar
belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan
masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan
penulisan........................................................................................... 1
D. Manfaat
penulisan........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2
A. Pengertian
Fenomenologi............................................................................. 2
B.
Filsuf Filsafat
Fenomenologi....................................................................... 3
1. Edmund Husserl................................................................................... 3
2. Max Scheler.......................................................................................... 4
BAB III PENUTUP................................................................................................ 5
A. Kesimpulan.................................................................................................. 5
B. Saran............................................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 6
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ilmu filsafat
adalah ilmu yang menjadi induk segala pengetahuan. Filsafat juga dapat
dijadikan paduan dalam kehidupan karena hal-hal yang berada di dalam lingkupnya
selalu menyangkut sesuatu yang mendasar dan membutuhkan penghayatan. Filsafat
juga memberi petunjuk mengenai tata cara pergaulan antara sesama. Tak lepas
dari semua ini, pada dasarnya filsafat adalah bersumber dari pertumbuhannya
pola pikir manusia. Semua yang ada, atau yang telah ada bisa diperhatikan dan
dipikirkan secara rasional. Karena berpikir adalah aktifitas individu dan
manusia mempunyai kemerdekaan untuk berpikir. Berpikir secara mendalam untuk
menghasilkan suatu ilmu pengetahuan yang bisa dipertanggung jawabkan
keabsahannya. Dengan demikian dapat dikata bahwa berfilsafat adalah mendalami
sesuatu secara mendalam berdasarkan penalaran yang dimiliki seseorang. Dan
akhirnya bisa melahirkan aliran fenomenologi yang akan dipaparkan dalam makalah
ini. Yaitu ilmu yang mempelajari arti daripada fenomena.
B.
Rumusan Masalah
A.
Bagaimana
Pengertian Fenomenologi ?
B.
Siapa
Saja Filsuf Filsafat Fenomenologi ?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
Mengetahui Pengertian Fenomenologi.
2.
Untuk
Mengetahui Siapa Saja Filsuf Filsafat Fenomenologi.
D.
Manfaat Penulisan
Manfaat disusunnya makalah ini adalah untuk
memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang fenomenologi dan filsuf atau
tokoh beserta pemikiran, analis, dan kontribusinya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Fenomenologi
Kata fenomenologi berasal dari bahasa Yunani, phenomenon,
yaitu sesuatu yang tampak yang terlihat karena bercakupan. Dalam bahasa
Indonesia biasa dipakai istilah gejala. Jadi, fenomenologi adalah suatu
aliran yang membicarakan suatu fenomena atau segala sesuatu yang menampakkan
diri.[1]
Menurut para filsuf pengikut fenomenologi atau suatu fenomen tidak
perlu harus diamati dengan indera, sebab fenomen dapat juga dilihat atau
ditilik secara rohani, tanpa melewati indera. Juga fenomen tidak perlu suatu
peristiwa. Untuk sementara dapat dikatakan bahwa menurut para pengikut filsafat
fenomenologi fenomen adalah “apa yang menampakkan diri dalam dirinya sendiri”,
apa yang menampakkan diri seperti apa adanya, apa yang jelas di hadapan kita.
Pengaruh filsafat fenomenologi besar sekali di Eropa dan Amerika.
Pada zaman diantara perang dunia pertama dan kedua pengaruh cara berfikir
fenomenologis besar sekali. Para filsuf eksistensialisme juga dipengaruhi oleh
metode pemikiran fenomenologis.[2]
B.
Filsuf Filsafat Fenomenologi
1.
Edmund Husserl (1859-1938)
a.
Pemikiran :
1)
Hukum-hukum
logika yang memberi kepastian, tidak mungkin bersifat a posteriori sebagai
hasil pengalaman, tetapi bersifat a priori.
2)
Dunia
tidak dapat memberikan kebenaran, maka kita harus mencari dalam erlebnisse (pengalaman
dengan sadar)supaya ada kepastian akan kebenaran.
3)
Usaha
untuk mencapai hakekat segala sesuatu adalah reduksi, ada tiga macam reduksi
yaitu: reduksi fenomenologis, reduksi eidetis, reduksi transendental.
b.
Analisis :
Logika sejenis dengan ilmu pasti, karena cara hukum-hukumnya yang
berlaku adalah sama.
c.
Kontribusi :
1)
- Berhitung, 2 + 2 = 4.
-
Bola
berbentuk bulat, tanpa kita harus mengamati bola tersebut, kita pasti sudah
tahu kalau bola itu berbentuk bulat.
2)
- Aku sedang duduk. Dengan mengamati aku,
tubuhku yang diatas kursi maka nyata aku sedang duduk.
-
Sedang
membaca, sedang bercakap-cakap, dan lain-lain.
3)
Reduksi
fenomenologis : Membuang
segala pengalaman dan tidak tau apapun seperti halnya tarzan yang baru keluar
dari hutan.
Reduksi eidetis : Kita
mengamati suatu benda, dan memikirkan apa serta untuk apa benda tersebut.
Reduksi transendental : Setelah
kita melihat dan mengamati beberapa fenomena bagaimana orang lain menggunakan/
memanfaatkan benda itu tadi, kita menyimpulkan lalu tau kegunaan dari suatu
benda itu tadi.
Max Scheler (1874-1928)
a.
Pemikiran :
1)
Nilai
adalah hal yang dituju oleh perasaan, yang mewujudkan a priori emosi.
2)
Pribadi
tidak sama dengan makhluk yang berjiwa, juga tidak sama dengan “aku” yang
berpikir, berkehendak, dan sebagainya.
3)
Manusia
sebagai makhuk yang hidup bukan hanya timbul dari binatang, tetapi ia adalah
binatang yang berfikir, yang tidak dapat menyerah kepada alam.
4)
Kasih
adalah sesuatu yang suci, yang tinggi, yang bukan termasuk kawasan inderawi,
melainkan kawasan pribadi.
b.
Analisis :
Scherles adalah seorang realis, yang memusatkan perhatiannya kepada
kenyataan dan hidup yang konkrit.
c.
Kontribusi :
1)
- Jatuh cinta. Misalnya si A sedang melihat si
B sebagai nilai yang dituju oleh perasaan si A kemudian mewujudkan suatu a
priori emosi yaitu jatuh cinta.
-
Merasakan amarah
2)
Dua
orang yang memikirkan benda yang sama tetapi berbeda pendapat mengenai kedua benda
tersebut.
-
Sama-sama
merasakan haus, sama-sama ingin minum, namun jenis minuman yang diinginkan
berbeda.
3) Dalam mencari makanan, hewan kalau
menjumpai buah apel langsung dimakan apa adanya, sedangkan manusia mengolahnya
terlebih dahulu misalnya menjadikan jus, kripik apel dan lain sebagainya.
4) Adanya hubungan kasih sayangantara makhluk
dengan Tuhan-nya.
-
Adanya
hubungan kasih sayang antara anak dengan orang tua.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi, menurut makalah yang telah dipaparkan, filsafat fenomenologi
yang dikemukakan Husserl ini bermuara dalam suatu idealisme transedental.
Pengaruh Husserl besar sekali, baik dibidang filsafat maupun di bidang ilmu
pengetahuan positif. Begitu pula dengan Max Scheler, filsuf dengan tekanan
menunjuk kepada pribadi. Ia termasuk filsuf yang berhasil mengajak kita kembali
memperhatikan manusia.
B.
Saran
Menurut kami masih banyak lagi yang
perlu dipelajari mengenai filsafat fenomenologi, agar dapat memahami lebih
dalam lagi apa yang dibahas didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. ( Yogyakarta: PT. Kanisius,
1980).
K. Bertens, Filsafat Barat
dalam Abad XX. (Jakarta: PT. Gramedia, 1981).