Selasa, 20 September 2016

TUGAS FILSAFAT

RESUME
FENOMENOLOGI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
FILSAFAT UMUM
Dosen Pengampu :
H. Imam Masrur M.Th.I,CHt,CI

 

     Disusun oleh :
Nama                                                        NIM
Retno Sulistiyani                                      (931335515)


JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) KEDIRI
2016






KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan izin-Nyalah makalah Filsafat Umum dengan judul  “Fenomenologi”  dapat terselesaikan. 
Keberhasilan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, dan pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang kepada:
1. Bapak H. Imam Masrur M.Th.I,CHt,CI selaku dosen pembimbing mata kuliah Filsafat Umum yang telah mencurahkan segalanya demi kesempurnaan makalah ini.
2. Orang tua kami yang telah banyak mendukung kami.
Makalah  ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum  dengan tujuan agar mahasiswa dan mahasiswi memahami dan mengetahui materi dari makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat kemampuan dan pengetahuan kami masih sangat terbatas. Untuk itu kami mengharap  kritik dan saran demi kesempurnan makalah ini.
Akhir kata dengan segala puji bagi Allah SWT semoga makalah ini dapat menjadi manfaat bagi kita semua.


Kediri, 8 April 2016


Penyusun





DAFTAR ISI

KATA  PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.    Latar belakang.............................................................................................. 1
B.     Rumusan masalah......................................................................................... 1
C.     Tujuan penulisan........................................................................................... 1
D.    Manfaat penulisan........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 2
A.    Pengertian Fenomenologi............................................................................. 2
B.     Filsuf Filsafat Fenomenologi....................................................................... 3
1.      Edmund Husserl................................................................................... 3
2.      Max Scheler.......................................................................................... 4
BAB III PENUTUP................................................................................................ 5
A.    Kesimpulan.................................................................................................. 5
B.     Saran............................................................................................................ 5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 6





BAB I
PENDAHULUAN


A.                Latar Belakang
Ilmu filsafat adalah ilmu yang menjadi induk segala pengetahuan. Filsafat juga dapat dijadikan paduan dalam kehidupan karena hal-hal yang berada di dalam lingkupnya selalu menyangkut sesuatu yang mendasar dan membutuhkan penghayatan. Filsafat juga memberi petunjuk mengenai tata cara pergaulan antara sesama. Tak lepas dari semua ini, pada dasarnya filsafat adalah bersumber dari pertumbuhannya pola pikir manusia. Semua yang ada, atau yang telah ada bisa diperhatikan dan dipikirkan secara rasional. Karena berpikir adalah aktifitas individu dan manusia mempunyai kemerdekaan untuk berpikir. Berpikir secara mendalam untuk menghasilkan suatu ilmu pengetahuan yang bisa dipertanggung jawabkan keabsahannya. Dengan demikian dapat dikata bahwa berfilsafat adalah mendalami sesuatu secara mendalam berdasarkan penalaran yang dimiliki seseorang. Dan akhirnya bisa melahirkan aliran fenomenologi yang akan dipaparkan dalam makalah ini. Yaitu ilmu yang mempelajari arti daripada fenomena.
B.           Rumusan Masalah
A.  Bagaimana Pengertian Fenomenologi ?
B.  Siapa Saja Filsuf Filsafat Fenomenologi ?
C.                Tujuan Penulisan
1.    Untuk Mengetahui Pengertian Fenomenologi.
2.    Untuk Mengetahui Siapa Saja Filsuf Filsafat Fenomenologi.
D.                Manfaat Penulisan
Manfaat disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang fenomenologi dan filsuf atau tokoh beserta pemikiran, analis, dan kontribusinya.

BAB II
PEMBAHASAN

A.         Pengertian Fenomenologi
Kata fenomenologi berasal dari bahasa Yunani, phenomenon, yaitu sesuatu yang tampak yang terlihat karena bercakupan. Dalam bahasa Indonesia biasa dipakai istilah gejala. Jadi, fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan suatu fenomena atau segala sesuatu yang menampakkan diri.[1]
Menurut para filsuf pengikut fenomenologi atau suatu fenomen tidak perlu harus diamati dengan indera, sebab fenomen dapat juga dilihat atau ditilik secara rohani, tanpa melewati indera. Juga fenomen tidak perlu suatu peristiwa. Untuk sementara dapat dikatakan bahwa menurut para pengikut filsafat fenomenologi fenomen adalah “apa yang menampakkan diri dalam dirinya sendiri”, apa yang menampakkan diri seperti apa adanya, apa yang jelas di hadapan kita.
Pengaruh filsafat fenomenologi besar sekali di Eropa dan Amerika. Pada zaman diantara perang dunia pertama dan kedua pengaruh cara berfikir fenomenologis besar sekali. Para filsuf eksistensialisme juga dipengaruhi oleh metode pemikiran fenomenologis.[2]








B.     Filsuf Filsafat Fenomenologi
1.      Edmund Husserl (1859-1938)
a.    Pemikiran :
1)      Hukum-hukum logika yang memberi kepastian, tidak mungkin bersifat a posteriori sebagai hasil pengalaman, tetapi bersifat a priori.
2)      Dunia tidak dapat memberikan kebenaran, maka kita harus mencari dalam erlebnisse (pengalaman dengan sadar)supaya ada kepastian akan kebenaran.
3)      Usaha untuk mencapai hakekat segala sesuatu adalah reduksi, ada tiga macam reduksi yaitu: reduksi fenomenologis, reduksi eidetis, reduksi transendental.
b.   Analisis      :
Logika sejenis dengan ilmu pasti, karena cara hukum-hukumnya yang berlaku adalah sama.
c.    Kontribusi :
1)   -    Berhitung, 2 + 2 = 4.
-          Bola berbentuk bulat, tanpa kita harus mengamati bola tersebut, kita pasti sudah tahu kalau bola itu berbentuk bulat.
2)  -     Aku sedang duduk. Dengan mengamati aku, tubuhku yang diatas kursi maka nyata aku sedang duduk.
-          Sedang membaca, sedang bercakap-cakap, dan lain-lain.
3)      Reduksi fenomenologis : Membuang segala pengalaman dan tidak tau apapun seperti halnya tarzan yang baru keluar dari hutan.
Reduksi eidetis : Kita mengamati suatu benda, dan memikirkan apa serta untuk apa benda tersebut.
Reduksi transendental : Setelah kita melihat dan mengamati beberapa fenomena bagaimana orang lain menggunakan/ memanfaatkan benda itu tadi, kita menyimpulkan lalu tau kegunaan dari suatu benda itu tadi.

Max Scheler (1874-1928)
a.    Pemikiran :
1)   Nilai adalah hal yang dituju oleh perasaan, yang mewujudkan a priori emosi.
2)   Pribadi tidak sama dengan makhluk yang berjiwa, juga tidak sama dengan “aku” yang berpikir, berkehendak, dan sebagainya.
3)   Manusia sebagai makhuk yang hidup bukan hanya timbul dari binatang, tetapi ia adalah binatang yang berfikir, yang tidak dapat menyerah kepada alam.
4)   Kasih adalah sesuatu yang suci, yang tinggi, yang bukan termasuk kawasan inderawi, melainkan kawasan pribadi.
b.   Analisis :
Scherles adalah seorang realis, yang memusatkan perhatiannya kepada kenyataan dan hidup yang konkrit.
c.    Kontribusi :
1)      -  Jatuh cinta. Misalnya si A sedang melihat si B sebagai nilai yang dituju oleh perasaan si A kemudian mewujudkan suatu a priori emosi yaitu jatuh cinta.
-           Merasakan amarah
2)            Dua orang yang memikirkan benda yang sama tetapi    berbeda pendapat mengenai kedua benda tersebut.
-       Sama-sama merasakan haus, sama-sama ingin minum, namun jenis minuman yang diinginkan berbeda.
3)      Dalam mencari makanan, hewan kalau menjumpai buah apel langsung dimakan apa adanya, sedangkan manusia mengolahnya terlebih dahulu misalnya menjadikan jus, kripik apel dan lain sebagainya.
4)      Adanya hubungan kasih sayangantara makhluk dengan Tuhan-nya.
-       Adanya hubungan kasih sayang antara anak dengan orang tua.
BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Jadi, menurut makalah yang telah dipaparkan, filsafat fenomenologi yang dikemukakan Husserl ini bermuara dalam suatu idealisme transedental. Pengaruh Husserl besar sekali, baik dibidang filsafat maupun di bidang ilmu pengetahuan positif. Begitu pula dengan Max Scheler, filsuf dengan tekanan menunjuk kepada pribadi. Ia termasuk filsuf yang berhasil mengajak kita kembali memperhatikan manusia.
B.                 Saran
Menurut kami masih banyak lagi yang perlu dipelajari mengenai filsafat fenomenologi, agar dapat memahami lebih dalam lagi apa yang dibahas didalamnya.

















DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah Filsafat  Barat 2. ( Yogyakarta: PT. Kanisius, 1980).
K. Bertens, Filsafat Barat  dalam Abad XX. (Jakarta: PT. Gramedia, 1981).





[1] K. Bertens, Filsafat Barat  dalam Abad XX, (Jakarta: PT. Gramedia, 1981) hlm.109.
[2] Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat  Barat 2, ( Yogyakarta: PT. Kanisius, 1980) hlm.140.

Makalah Kewirausahaan: Transformasi, Inovasi dan Kreativitas Kewirausahaan

RESUME TRANSFORMASI KEWIRAUSAHAAN, TEORI INOVASI DAN KREATIVITAS Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah: KEWIRAUSAHAAN Dosen Peng...